Invest: Pedang Rakyat Sudah Disita oleh Oligarki Penguasa
Mediaumat.id – Koordinator Valuation for Energy and Infrastructure (Invest) Ahmad Daryoko menyatakan pedang rakyat sudah disita oleh oligarki penguasa. “Saat ini konstitusi yang merupakan pedang rakyat, sudah disita oleh oligarki penguasa,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, konstitusi atau pedang rakyat yang disita tersebut, digunakan untuk membiayai birokrasi, parlemen, kelompok pendukung, LSM bayaran dan lain-lain. “Guna mempertahankan kekuasaan, kalau perlu untuk memaksakan penundaan pemilu, tambahan periode kekuasaan,” tegasnya.
Dalam Pembukaan UUD 1945, kata Daryoko, tujuan kemerdekaan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan fasilitas umum dan seterusnya.
Ia menilai, pasal 33 ayat 2 dan 3 dalam UUD 1945 dibutuhkan rakyat sebagai pelindung (pedang rakyat). Namun, kedua pasal tersebut direkayasa sedemikian rupa, untuk membenarkan setiap kebijakan rezim.
“Dua pasal di atas faktanya kemudian dipelintir-pelintir oleh penguasa dengan filosofi pelacur, dengan mengatakan bahwa untuk menguasai tidak harus memiliki tetapi cukup mengatur,” ujarnya.
Ia juga menegaskan maksud dari pedang rakyat yang tersingkirkan. “Dari sinilah pedang rakyat tersebut disingkirkan. Kemudian rakyat cuma menjadi penonton hartanya diacak-acak aseng/asing dan segelintir bangsa sendiri. Dan akhirnya, sumber daya alam, BUMN, dan semua potensi kekayaan tanah air dijual ke aseng/asing,” terangnya.
“Dan kita cukup menyewa serta hanya memanfaatkan jasa aseng/asing itu,” imbuhnya.
Menurutnya, pada era Jokowi ini semua aset diserahkan kepada asing dan aseng dan taipan 9 naga. “Makanya jangan heran bila terjadi lonjakan minyak goreng, karena hulunya (ladang sawit) sudah dikuasai taipan 9 naga,” bebernya.
Ia memprediksi akan terjadi kiamat harga, karena komoditas strategis telah dikuasai oleh asing dan aseng serta taipan 9 naga.
“Sebentar lagi listrik juga akan menyusul minyak goreng, karena PLN sudah dijual ke aseng/asing dan taipan 9 naga. Komoditas strategis itu, kalau sudah dikuasai mereka, tinggal tunggu saja kiamat harganya,” pungkasnya.[] Nur Salamah