Pengusaha Muslim Indonesia Bregas Gelar Peringatan 101 Tahun Runtuhnya Khilafah

 Pengusaha Muslim Indonesia Bregas Gelar Peringatan  101 Tahun Runtuhnya Khilafah

Para pengusaha muslim yang tergabung dalam komunitas pengusaha muslim Indonesia BREGAS (Brebes, Tegal, Slawi) adakan kegiatan ekspo pada hari Ahad, 20 Februari 2022 untuk memperingati kemuliaan bulan rajab. Mereka menggelar Gathering Pengusaha Muslim Indonesia bertajuk “101 Tahun Tanpa Khilafah Kehancuran Peradaban Kapitalisme, Menyongsong Peradaban Baru”.

Acara tersebut digelar di hotel Anggraeni Brebes dan dihadiri oleh ratusan pengusaha muslim dari berbagai latar belakang, dalam acara tersebut hadir pula al-Habib Husein dari Brebes. Hadir sebagai pembicara diacara tersebut Ir. Mudatsir, MT dari Majelis Muqorrobin, Fadly Hudaya, S.E.I., M.Si. dari UMPP Pekalongan, Ust. Haniv Umar selaku pemerhati sejarah dan Ust. Budiman Achmad seorang pengusaha muslim Bregas.

Ust. Haqul Darojat selaku ketua panitia menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara sekaligus sebagai bagian dari Ekspo Rajab 1443 H yang diselenggarakan serentak secara nasional dari tanggal 21-27 Maret 2022, ia juga mengatakan, “Acara ini diselenggarakan untuk kembali mengingatkan para muslimin akan bahaya peradaban kapitalisme yang mencengkeram negeri ini” ujarnya dalam sambutan. Lebih lanjut beliau menyampaikan di bulan rajab ini umat Islam memperingati 101 tahun runtuhnya Khilafah Islamiyah yang menjadi pelindung dan pengayom umat muslim seluruh dunia.

Para narasumber yang hadir menyampaikan tentang problematika yang dihadapi umat hari ini, Pembicara pertama, Ir. Mudatsir, MT beliau menyinggung soal kelangkaan minyak goreng. Menurutnya hal itu sangatlah aneh, sebab  negeri ini adalah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, sehingga menjadi pertanyaan besar ketika minyak goreng justru langka di negeri ini. Penyebabnya adalah “Kardus yang digembok” (pemilu red.) kata beliau dalam ceramahnya.

Maksudnya, negeri ini dikendalikan oleh segelintir oknum yang disebut oligarki, mereka inilah yang mengendalikan perekonomian. Para oligarki inilah yang menyusupkan agen atau kaki-tangannya kedalam partai-partai yang nantinya mereka ikut dalam kontestasi politik, sehingga hasilnya sudah bisa ditebak bahwa kebijakan yang dihasilkan adalah sarat akan kepentingan para kapitalis yang disebut oligarki itu. “Itulah sebabnya, permasalahan ekonomi negeri ini adalah kardus yang digembok” ujarnya. Yakni kebijakan ekonomi yang dikendalikan oleh oligarki yang didukung oleh para birokrat.

Fadly Hudaya, S.EI., M.Si. selaku pembicara kedua, beliau menyampaikan bahwa negeri ini semakin hari semakin terasa sulit. Beliau mengutip ayat dalam Surat Thaha ayat 124, yang artinya “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya dia akan mendapatkan penghidupan yang sempit..”.

Maksudnya, kata beliau negeri ini belum melaksanakan perintah Allah Swt dengan sepenuhnya, misalnya saja masalah tata kelola ekonomi yang masih menggunakan konsep riba. Padahal jelas Allah Swt mengharamkan riba. Indonesia, kata beliau menggunakan sistem ekonomi kapitalis. Hal inilah yang mengakibatkan kesulitan dan penghidupan yang sempit.

Sementara pembicara ke tiga, Ust. Haniv Umar seorang pemerhati sejarah, beliau menyampaikan tentang pentingnya umat muslim mengenal dengan benar sejarah masuknya Islam di bumi nusantara. Sebab, kata beliau saat ini terjadi upaya-upaya meminggirkan peranan umat Islam dalam sejarah Indonesia.

Menurutnya, selama ini kita mengenal teori tentang masuknya Islam ke bumi nusantara adalah melalui para peagang dari Gujarat, India. Padahal, masuknya Islam di bumi nusantara adalah suatu upaya dakwah yang erat kaitannya dengan eksistensi ke-Khilafahan, hal ini dilakukan oleh orang-orang Arab yang pertama masuk Islam, mereka berdagang hingga ke kepulauan nusantara dan sekaigus menyebarkan Islam. Salah satu bukti kata beliau, nama “Kapur Barus” itu berasal dari nama kepulauan Baroz di Tapanuli, Sumatera Utara, pedagang-pedagang muslim ini mengenalkan Islam ke kota Baroz. Kita juga bisa menjumpai perkampungan muslim pertama ada di Baroz.

Sementara Ust. Budiman Achmad pembicara terakhir, beliau mengutip Surat an-Nur ayat 55 yang artinya, “Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,”. Maksudnya, kata beliau ayat tersebut menjadi janji dari Allah Swt bahwasanya umat muslim akan kembali menjadi pemimpin di muka bumi.

Beliau juga mengingatkan tentang pentingnya umat mengingat bahwa dalam alam demokrasi, pembuatan hukum berada ditangan para penguasa yang merupakan kaki-tangan para kapitalis yang sarat akan kepentingan para oligarki. Sementara dalam Islam, sumber pemegang kedaulatan pembuatan hukum ada di tangan syara’ sehingga sehingga sudah selayaknya umat segera mencampakan sistem demokrasi, apalagi demokrasi yang sekuler kapitalis.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *