Dr. Riyan: Film JKTS 3 Sangat Penting bagi Umat Islam

 Dr. Riyan: Film JKTS 3 Sangat Penting bagi Umat Islam

Mediaumat.id – Film dokumenter sejarah Islam Jejak Khilafah di Tatar Sunda 3 (JKTS 3) dinilai sangat penting bagi umat Islam. “Film ini sangat penting bagi umat Islam karena merupakan bagian dari upaya mengenali identitas diri sebagai seorang Muslim secara individu maupun secara kolektif umat Islam,” tutur Pembina Komunitas Literasi Sejarah Islam Dr. Riyan kepada Mediaumat.id, Ahad (13/2/2022).

Penelusuran untuk mengenali diri itu, menurut Riyan, tergambar dalam keseluruhan film yang terdiri dari lima bagian. “Di sinilah kaum Muslim bisa menelusuri identitasnya, yang terefleksikan dalam peristiwa sejarah dalam lima bagian film ini,” jelasnya.

“Ada kesinambungan perjuangan dakwah dengan pendahulu-pendahunya. Nyambung, tidak putus,” tegasnya.

Menurut Riyan, selama ini sejarah Islam di tatar (tanah) Sunda putus, karena secara sistematis sengaja diputus oleh pihak-pihak yang berkepentingan. “Untuk mengaburkan bahkan menguburkan sejarah Islam di tatar Sunda,” tegasnya.

Film ini, menurutnya, sangat mahal karena tidak bisa dinilai secara materi, tetapi ini bagian dari proses spiritual dan maknawi. “Secara spiritual ini adalah bagian dari upaya kita sebagai Muslim yang punya komitmen untuk bersama-sama melakukan kebangkitan di tengah berbagi keterpurukan ini. Maka dorongan spiritual inilah yang tidak bisa dihargai (secara materi),” paparnya.

“Secara maknawi, untuk mendukung, menggambarkan dan mewariskan legacy (warisan) nilai-nilai keislaman dalam konteks perjuangan penegakan syariah dan khilafah khususnya di tatar Sunda,” imbuhnya.

“Ini dalam rangka untuk merealisasikan janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah SAW yang moal sulaya (tidak akan dusta). Jadi usaha sungguh-sungguh yang kita perlukan, seluruh kaum Muslim sama-sama terlibat dalam upaya untuk dakwah dan perjuangan,” harapnya.

Riyan berharap, semua kaum Muslim terlibat dalam perjuangan ini. “Mari kita terlibat, ini kata kuncinya. Jangan sampai putus dengan sejarah karena sesungguhnya perjuangan khilafah di tatar Sunda ini adalah historis,” tegasnya.

“Bukan sebagaimana klaim sebagian orang bahwa perjuangan khilafah adalah sesuatu yang ahistoris. Sekali lagi historis!” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *