Ulama Aswaja DIY Tolak Permendikbudristek 30/2021
Mediaumat.id – Sejumlah ulama Aswaja dari berbagai kota dan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, berkumpul untuk memberikan sikap penolakan terhadap Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021.
“Tolak Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Tolak Seks Bebas. Saatnya Islam gantikan kapitalisme-liberalisme,” demikian pembacaan pernyataan sikap Ulama Aswaja DIY yang dipimpin oleh Pengasuh Pesantren Putra Taruna Panatagama Kiai Subhan Ahmadi dalam Multaqo Ulama Aswaja DIY: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Tolak Permendikbudristek No. 30 Th. 2021, Tolak Seks Bebas, Saatnya Islam Gantikan Kapitalisme-Liberalisme, Sabtu (27/11/2021) di Studio FKU Aswaja dan secara daring via Zoom.
Menurut Pengasuh Majelis Ta’lim As-Syifa Habib Muhammad Nahl Al-Athas, Permendikbudristek ini didesain demi memenuhi kebutuhan jasmani semata. “Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 merupakan aturan yang didesain demi memenuhi kebutuhan jasmani belaka tanpa mengindahkan aturan Allah SWT,” ujarnya.
Senada dengan Habib Al-Athas, Pembina Paguyuban Mataram Islam Ustaz Fathul Islam yakin Permendikbudristek ini pasti tidak akan berhasil, karena yang menjadi akar masalah adalah era kebebasan yang menghasilkan cara pandang yang bebas dalam berkehendak dan bersikap. “Cara pandang inilah yang berurat akar pada pemahaman liberal dan harus ditolak serta digantikan dengan Islam,” tegasnya.
“Islam memiliki solusi yang terbaik atas hubungan pria dan wanita, yaitu didasarkan pada iman dan takwa,” ujar Habib al-Athas.
Habib al-Athas menuturkan, tujuan acara ini untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa agar sadar akan kekeliruannya. “Dan juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa ketika Islam dikesampingkan keburukan akan datang,” tambahnya.
Sementara itu, Pengasuh Majelis Ta’lim Masjid Nurul Hujjaj Ustaz Abu Hanif menegaskan, selama masih menerapkan sekularisme dan kapitalisme, tindakan kriminal, tindakan kejahatan, bahkan pelecehan seksual akan senantiasa ada. “Karena sekulerisme dan kapitalisme merupakan ummul jara’im atau induk dari berbagai macam kejahatan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hadid KH Yusuf Ismail Al-Hadid mengatakan, masyarakat hari ini semakin sadar dan terbuka serta mencari tahu dengan Khilafah. Bahwa sesungguhnya Khilafah adalah milik umat Islam dan bukan barang baru maupun barang yang asing. “Sudah selayaknya tugas para ulama untuk memahamkan masyarakat atas hal yang agung ini,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it