FAKKTA: Krisis di Cina karena tidak Didorong Sektor Riil

 FAKKTA: Krisis di Cina karena tidak Didorong Sektor Riil

Mediaumat.id – Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menilai krisis yang melanda Cina mulai dari sektor properti, energi, hingga bahan pangan karena tidak didorong oleh sektor riil.

“Pertumbuhan ekonomi Cina yang selama ini dibangga-banggakan ternyata sangat kropos dan tidak berkelanjutan karena tidak murni didorong oleh sektor riil tapi dia dipompa melalui perkembangan disektor-sektor yang spekulatif,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (14/11/2021).

Ia mengatakan, sektor properti mengalami gelembung karena permintaan spekulasi jauh lebih tinggi dibandingkan untuk kebutuhan shelter atau kebutuhan untuk permukiman.

“Investor-investor Cina menanamkan modal mereka untuk membeli properti dan dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi dan lebih tinggi sehingga harapannya mereka mendapat keuntungan,” jelasnya.

Jika sektor properti tersebut mengalami perlambatan, menurutnya, suplai ekspornya ke negara itu juga akan menurun. Salah satu negara yang terdampak adalah Indonesia, yang mensuplai kebutuhan perekonomian termasuk di sektor properti.

Padahal, ia mengatakan, pemerintah Cina sendiri, sekitar pertengahan tahun melakukan warning, melakukan semacam pendisiplinan arus keuangan seluruh perusahaan-perusahaan di sektor properti.

“Mereka tidak mampu untuk melakukan penyesuaian secara cepat sehingga terjadi krisis pada manajemen keuangan mereka. Sehingga mereka gagal bayar,” jelasnya.

Sekali lagi, menurutnya, pertumbuhan ekonomi Cina yang selama ini mengagumkan dan jadi kontributor terhadap 20 persen produk domestik bruto (PDB) global dan 15 persen perdagangan global tak stabil karena dibangun berdasarkan satu asas yang rapuh, yakni kapitalisme.

“Contoh ketidakstabilan atau krisis-krisis yang diciptakan sistem kapitalisme sangat banyak seperti krisis di Asia, Jepang, atau di Amerika Serikat dan Eropa,” ungkapnya.

Karena itu, menurutnya, ini menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk meninggalkan sistem kapitalisme. “Ini menjadi pelajaran bagi kita, bagi umat Islam khususnya untuk meninggalkan sistem kapitalisme dan kembali ke sistem Islam yang berasal dari Allah SWT,” pungkasnya. [] Ade Sunandar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *