Video Viral Ragukan Abu Huraihah ra Sebagai Perawi, Ajengan YRT: Narasi Kebencian Kaum Orientalis

 Video Viral Ragukan Abu Huraihah ra Sebagai Perawi, Ajengan YRT: Narasi Kebencian Kaum Orientalis

Mediaumat.id – Video viral dari (seorang yang diduga) Buya Syakur yang meragukan shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam periwayatan hadits, dinilai Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) sebagai narasi kebencian kaum orientalis.

“Narasi kebencian. Saya ingin tegaskan bahwa tuduhan tersebut adalah narasi lama para pengkaji ketimuran (Islam) dari Timur dan Barat. Gagasan Abu Rayyah termasuk yang paling menonjol dan mendapat riuh tepuk tangan kalangan orientalis,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Kamis (4/11/2021).

Menurutnya, Sebenarnya argumentasi Abu Rayah sudah luluh lantak sebagaimana dijelaskan dalam kitab Difa’an al-Sunnah. “Kritik Abu Rayyah ini ternyata tidak sendirian, ia mendapat dukungan kuat dari kalangan orientalis. Mereka yang dikenal ahli ketimuran ini saling menguatkan argumentasi mereka dalam upaya meragukan kualitas intelektual dan kepribadian Abu Hurairah,” jelasnya.

Demikian pula kaum Syiah di Timur, kata YRT, seakan berpandangan sama dengan Abu Rayyah dan kaum orientalis itu dalam menilai Abu Hurairah.

“Kalau dikaji, argumentasi yang digunakan mereka tidak proporsional dan bertentangan dengan teori-teori ilmu hadits yang dirumuskan oleh ulama hadits. Juga tidak relevan dengan kenyataan yang tercermin dari sikap hidup Abu Hurairah,” bebernya.

Ia menilai, kritik kalangan orientalis terhadap pribadi dan peran Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadits bukan kritik ilmiah melainkan hanya kebencian atas pribadi Abu Hurairah, agar kredibilitas shahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits itu jatuh.

“Hal itu karena tidak berkesesuaian dengan kaidah ilmu hadis yang sudah kokoh, bahkan sudah menjadi sebuah aksioma bahwa: al-shahabatu kulluhum ‘udul, para shahabat Nabi itu semua adil dalam kesaksian mereka tentang sabda, perbuatan, perilaku dan hal ikhwal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *