Pengusaha Muslim: Kita Tidak Boleh Kehilangan Keimanan Kepada Allah SWT
Mediaumat.news – Pengusaha Muslim Dewa Eka Prayoga mengatakan para pengusaha Muslim tidak boleh kehilangan keimanan kepada Allah SWT. “Boleh kita kehilangan seluruh harta kita, kehilangan seluruh kepercayaan yang dimiliki oleh kawan-kawan kita, seluruh jabatan dan juga profesi kita tapi kita tidak boleh kehilangan keimanan kita sama Allah,” ungkapnya dalam acara Fokus [LIVE] Spesial – Bincang Hangat: Hijrah Ala Dewa, Ahad (29/8/2021) di kanal YouTube UIY Official.
Ia mengaku, mengalami dua fase kehidupan yang menjadi titik balik hidupnya. Pertama, krisis saat bangkrut yang akhirnya mengubah purpose of life. Kedua, saat sakit. “Momen saat sakit itulah yang mengubah purpose hidup saya. Bahwa hidup ini tentang bagaimana menyiapkan kematian,” ungkapnya.
Menurutnya, manusia pasti diuji. Itu yang dia pahami dari konsep qadla dan qadar. “Waktu itu saya ubah frame-nya, lebih ikhlas, lebih ridha, memahami lagi, ngaji lagi dan segala macam. Bahwa kita hidup pasti ada ujian. Apalagi kalau kamu menganggap diri kamu beriman,” jelasnya.
Ia bersyukur, ketika terpuruk tidak pergi ke tempat yang ‘enggak bener’. “Pelariannya ke masjid, ke tempat-tempat yang memang membaikkan. ke teman-teman circle-nya yang positif. Akhirnya charger-nya itu menjadi adaptif ke pikiran saya,” ungkapnya.
Diuji dengan utang tidak kurang dari Rp 7,7 miliar tidak menyurutkan semangatnya, apa pun yang bisa dilakukan ia lakukan selagi halal, legal dan Allah izinkan.
Karena itu, ia mengatakan kalau bisnis tidak mendekatkan kepada Allah mending enggak usah bisnis. “Saya punya prinsip bisnis itu hanya sekadar wasilah, tujuannya lillah. Maka ketika bisnis kita ini tidak mendekatkan kita kepada Allah, mending enggak usah bisnis aja sekalian,” ungkapnya.
Ia memandang, hijrah itu bukan hanya sekadar pindah dari satu tempat ke tempat lain, tapi bagaimana bisa menjadi lebih baik tiap harinya. “Yang mungkin awalnya kita lebih dekat dengan kemaksiatan, lebih dekat dengan keburukan, kita akhirnya lebih condong kepada kebaikan,” jelasnya.
Tentu, menurutnya agar tetap dalam keadaan hijrah perlu lingkungan yang positif. “Perlu kita belajar, perlu sistem remember-nya ada, yuk kita ngaji bareng-bareng supaya kita saling mengingatkan dalam kebaikan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar