UIY Ungkap Faktor Penyebab Afghanistan Cepat Dikuasai Taliban

 UIY Ungkap Faktor Penyebab Afghanistan Cepat Dikuasai Taliban

Mediaumat.news – Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengungkap faktor penyebab Afghanistan cepat dikuasai Taliban.

“Salah satu faktor yang membuat kenapa Kabul atau Afghanistan cepat jatuh di tangan mereka itu, karena memang Afghanistan ini bangsa yang tidak mudah ditaklukkan,” ujarnya dalam acara Fokus: Masa Depan Afghanistan, Ahad (22/8/2021) di kanal YouTube UIY Official.

UIY mengungkap, ada satu buku menarik yang ditulis David Isby yang berjudul Afghanistan. “Di sub judulnya itu dia katakan Graveyard of Empires. Jadi kuburan imperium-imperium. Kalau kita baca sejarah, wilayah Afghanistan ini sudah masuk wilayah Islam sejak 650-an. Dan akar dari kekhilafahan Utsmani, Ertugul, itu lahir dari daerah atau wilayah itu, menurut sumber sejarah. Jadi memang, wilayah-wilayah itu banyak sekali memunculkan para pejuang,” ujarnya.

“Karena itu kita bisa memahami kenapa Inggris yang berusaha menguasai Afghanistan pada 1838 gagal, lalu ia ulangi lagi 1890-an gagal. Uni Soviet berusaha menguasai di sana juga gagal. Lalu, Amerika 20 tahun juga gagal,” tambahnya.

Menurutnya, ini penting untuk bisa diambil pelajaran bahwa semestinya begitulah seorang Muslim itu. “Di dalam berjuang itu, dia kokoh, teguh, liat, tidak pernah mudah ditekuk, dikalahkan, digulung dengan cara apa pun,” tandasnya.

Misi Komplet

Selain itu, UIY juga menuturkan bahwa penjajah itu punya misi. “Kenapa Kabul itu mudah jatuh? Karena memang Amerika merasa misinya sudah selesai,” ujarnya.

Pertama, menuntaskan cerita war on terorism. “Menyusul 911 itu, Bush mengatakan ‘kita saatnya melawan terorisme, teroris itu ada di Afghanistan, Osama bin Laden, karena itu kita harus menyerbu ke sana’. Kan begitu ringkas ceritanya. Lalu mereka menyerbu ke sana, 2001. Nah, Osama juga tewas beberapa tahun kemudian. Jadi, dianggap ini sudah selesai. Amerika menuntaskan cerita yang dia buat,” bebernya.

Kedua, pada level corporate, menurutnya, meskipun Amerika membuang duit sekitar 32 ribu triliun rupiah, namun dana sebanyak itu dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam industri perang.

“Laporan yang ditulis media massa menyebut bahwa untuk tahun 2019 saja, jumlah penjualan senjata itu mencapai lebih dari 5 kuadriliun. 5 ribu triliun. Itu dinikmati paling besar oleh 6 perusahaan Amerika dalam industri perang yang memproduksi kapal induk, pesawat terbang, misil, dan segala macam,” jelasnya.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan itu pasti ada link up nya dengan para politisi baik dari kalangan Demokrat maupun Republikan. “Inilah gambaran dari corporate state. Negara korporasi. Perusahaan itu menggunakan negara untuk kepentingan bisnis mereka. Kepentingan bisnis paling besar bagi perusahaan-perusahaan senjata itu ya bisnis senjata,” ungkapnya.

“Kapan senjata itu diproduksi? Senjata diproduksi harus ada yang memakai. Kapan senjata dipakai? Ketika ada perang. Nah kapan ada perang? Bisa menunggu ada konflik atau menciptakan perang,” tegasnya.

UIY mengatakan, dua hal inilah yang dilakukan oleh Amerika. “Apa yang terjadi di Afghanistan kemudian invasi ke Irak itu untuk memenuhi misi pada level korporat yaitu keuntungan di dalam industri perang. Nah dua hal ini sudah selesai,” ujarnya.

Jadi, menurutnya, negara kapitalis itu negara yang menghalalkan segala cara. “Dia tidak segan-segan mengorbankan, bahkan nyawa warganya sendiri untuk meraih keuntungan besar. Dan salah satu bisnis paling besar saat ini memang bisnis di area perang,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *