Ajengan YRT: Tindakan Teror Bukan Jalan Dakwah
Mediaumat.news – Mudir Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menegaskan bahwa tindakan teror bukan jalan dakwah.
“Ini satu sikap yang harus kita tegaskan bahwa berbagai tindakan teror yang ada itu bukan jalan dakwah. Tidak sesuai dengan Islam, tidak sesuai dengan prinsip dakwah Islam dan sama sekali tidak pernah menguntungkan Islam dan kaum Muslimin,” tegasnya dalam acara Kajian Hadis: Teror Bukan Jalan Dakwah, Rabu (31/3/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel.
Menurutnya, ini adalah prinsip dalam Islam. “Ini prinsip yang tegas, tidak ada kompromi dan tidak ada tawar menawar dalam hal ini,” tandasnya.
Ia menuturkan, dakwah adalah mengubah pemikiran manusia bil hikmah, mau’izhah hasanah, dan jidal billati hiya ahsan. “Bil hikmah dengan argumentasi, mau’izhah hasanah itu dengan pelajaran yang baik, kemudian yang terakhir dengan debat atau dengan sesuatu yang lebih baik. Dan debat itu adalah sesuatu yang sifatnya tidak permanen. Yang permanen adalah hikmah dan mau’izhah hasanah,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia menilai, tidak tepat mengaitkan terorisme dengan dakwah Islam dan pengembannya. “Jadi, tidak tepat. Kalau ada yang mengatakan aksi ini demi dakwah. Salah. Salah alamat, jika mengaitkan teror dengan dakwah Islam,” tandasnya.
Menurutnya, dakwah adalah menyampaikan nasihat. “Dakwah adalah nasihat, dan nasihat adalah cinta. Oleh karena itu, dakwah harus berfokus pada penyadaran secara fikriyyah dan siyasiyyah dengan tiga metode dakwah Islam, yakni bil hikmah, wa al-mau’izhah al-hasanah, wa jadilhum billati hiya ahsan,” ungkapnya.
Ia menegaskan, Islam mengharamkan teror atas sesama Muslim. “Tindakan teror yang dilakukan oleh oknum kaum Muslim dan mengatasnamakan Islam patut diwaspadai sebagai bentuk operasi intelijen,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menilai, mengaitkan teror dengan dakwah Islam itu di luar nalar sehat karena secara politik, tindakan teror tidak pernah menguntungkan umat Islam. “Dengan aksi teror, umat Islam selalu yang jadi sasaran stigmatisasi buruk,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it