Totalitas Berikan Bantuan, Relawan ISN Tetap Pantau Kondisi Pengungsi yang Telah Dipulangkan
BANJAR – Meski air masih menggenangi sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan, seperti Kabupaten Banjar dan Barito Kuala, tak menghalangi keinginan para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, termasuk Guru Supian beserta keluarganya, yang sudah satu minggu mengungsi di salah satu rumah kerabat mereka, bernama Jamal, di Jalan Mayjen. Sutoyo S., Gang KITA, Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin tengah.
Akhirnya pada Sabtu (23/01/2021), ia menghubungi tim relawan Islam Selamatkan Negeri (ISN), meminta tolong untuk mengantarkan kerabatnya tersebut kembali ke rumah, di Desa Keliling Benteng Ulu, Kecamatan Martapura Lama, Kabupaten Banjar.
Di siang harinya, tim evakuasi ISN yang digawangi Jaya Maruna, bersama 4 relawan lainnya, tiba di lokasi penjemputan.
“Hari ini kita mendapat laporan, ada pengungsi yang meminta untuk diantar pulang ke rumah. Terdata ada 7 orang dewasa dan 3 anak-anak. Untuk merespon permintaan tersebut, kami bersama tim langsung menuju ke tempat yang dimaksud,” ujarnya.
Kerinduan terhadap rumah sendiri, sudah tak bisa ditawar lagi, hal ini tergambar jelas saat keluarga Guru Supian tiba di kediamannya. Raut senyum bahagia terukir, setibanya melihat kembali rumah mereka, walaupun kondisinya masih tampak tergenang.
“Saat ini air masih belum surut sepenuhnya, di halaman dan teras masih tergenang, tapi mau gimana lagi, sudah 7 hari rumah ditinggalkan, keluarga sudah rindu suasana di rumah,” ujar Guru Supian.
“Selain itu, kalau harus menunggu air surut, nanti akan kesusahan membersihkan sisa-sisa endapan lumpur yang masuk ke rumah mas,” sambung Guru Supian.
Kondisi sepanjang jalan menuju rumah Guru Supian terbilang cukup mengkhawatirkan. Selain masih ada beberapa titik genangan air yang cukup dalam, di sepanjang pinggiran jalan juga terdapat banyak tenda-tenda darurat dan parkiran kendaraan warga yang mengungsi, sehingga mempersempit arus jalan, dan membuat waktu tempuh menjadi lebih lama, sampai memakan 3 jam perjalanan.
“Kami harus ekstra hati-hati dan perlahan, agar tidak mengganggu kenyamanan warga,” ucap Junaidi.
“Untuk kondisi di lapangan saat ini, banjir mulai ada penurunan. Walaupun dari pantauan kami di sepanjang jalan, masih terlihat ada beberapa titik yang kondisi airnya tinggi, seperti Desa Gudang Tengah dan Panggalaman, terlihat masih banyak rumah yang terendam,” jelas Junaidi.
Usai di lokasi, tim evakuasi juga sempat bersilaturahmi dengan para pengungsi yang mendirikan tenda darurat di pinggir jalan.
“Kami sebagai warga, menyayangkan lambatnya tindakan pemerintah daerah dalam menangani banjir. Kami sebenarnya tidak ingin bertahan di sini, kalau saja ada tindakan evakuasi dan penjaminan dari pemerintah daerah terhadap keamanan harta benda kami, terutama menjaga hasil panen kami tahun ini,” ucap Samsul, salah satu petani di Desa Keliling Benteng Ulu.
“Keadaan desa kalau malam sangat gelap mas, karena listrik di sini dipadamkan sudah seminggu. Selain itu, kami juga kesulitan air bersih untuk keperluan minum, karena listrik padam, jadi tidak bisa menyalakan mesin pompa. Warga di sini kebanyakan masih memakai sumur bor. Untuk minum, saat ini kami mendapatkan bantuan dari para relawan. Kalau kehabisan, terpaksa kami masak air sungai yang meluap untuk keperluan minum,” cerita Samsul, sembari meminum air yang diberikan oleh para relawan ISN.
“Selain berbagai cobaan yang dihadapi para korban banjir ini, kami juga melihat hampir sepanjang pinggiran jalan, banyak tanaman bibit padi yang mati terendam. Saya khawatir, para petani di desa ini mengalami gagal tanam. Semoga ada perhatian serius dari pemerintah daerah,” harap Junaidi.
Menyikapi keinginan Guru Supian yang memutuskan untuk kembali ke rumahnya dalam kondisi saat ini, Ketua Tim ISN, Erwin, mengaku tak bisa menghalangi keinginan tersebut.
“Kita tidak bisa melarang mereka, mereka sudah rindu suasana rumah. Meski terpantau oleh tim kita, bahwa kondisi di sana masih belum stabil, tapi kami beserta tim akan terus memantau keadaan Guru Supian beserta keluarga beliau di sana,” tegas Erwin menyampaikan.[]