Pangkal Nestapa
Oleh: M. Arifin (Tabayyun Center)
Sebagaimana kita rasakan, saat ini dunia telah disesaki dengan ragam kezaliman, ketidakadilan, perampasan hak serta penghisapan darah, keringat dan harta manusia. Kaum Muslim di seluruh dunia dizalimi, dianiaya dan hak mereka dirampas; seperti yang terjadi di China, Myanmar, Eropa, beberapa negeri Afrika dan lainnya. Saat kaum Muslim menjadi mayoritas, mereka pun dizalimi oleh para penguasa mereka sendiri. Harta kekayaan mereka dirampok oleh para kapitalis dan pihak asing serta banyak disia-siakan dan dihambur-hamburkan oleh penguasa mereka. Penerapan berbagai kebijakan sekular kapitalistik oleh para penguasa kaum Muslim, termasuk di negeri ini, membuat kehidupan kaum Muslim makin memburuk. Krisis demi krisis terus mendera dan berulang makin cepat.
Pangkal dari semua itu adalah penyimpangan terhadap aturan Allah SWT dalam bentuk kemaksiatan sistemik melalui penerapan sistem dan ideologi sekular kapitalis. Padahal Allah SWT telah jauh-jauh hari memperingatkan kita semua:
﴿ وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴾
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta (TQS Thaha [20]: 124).
Menurut Imam Ibnu Katsir, “berpaling dari peringatan-Ku” bermakna: menyalahi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku (al-Quran), melupakannya dan mengambil petunjuk dari selainnya (Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, V/323).
Allah SWT telah memperingatkan, bahwa Dia akan menimpakan sebagian akibat dari penyimpangan itu sebagai peringatan agar manusia segera kembali pada ketaatan kepada-Nya:
]ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ[
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).
Oleh karena itu, untuk menghentikan segala bentuk kerusakan (fasâd) yang terjadi, maka langkah pertama adalah dengan segera menghilangkan faktor penyebabnya, yakni penerapan ideologi dan sistem sekular demokrasi kapitalis itu. Setelah itu ganti dengan penerapan syariah Islam secara kâffah dalam semua aspek kehidupan (politik, pemerintahan, politik luar negeri, hukum, ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya). Allah SWT tegas berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Untuk menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam semua aspek kehidupan—baik di level individu, masyarakat maupun negara—tentu dibutuhkan institusi pelaksananya.[]