Rezim Erdogan Melanjutkan Konspirasinya Melawan Revolusi Syam
Pada hari Rabu, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dengan Perwakilan Khusus AS untuk Suriah, Joel Rayburn, membahas krisis Suriah, perang melawan terorisme dan masalah regional.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor juru bicara kepresidenan Turki, Kalin bertemu dengan Rayborn di kompleks kepresidenan di ibu kota, Ankara.
Ia menjelaskan, kedua pihak membahas krisis Suriah, khususnya wilayah Idlib, proses politik, kerja Komite Konstitusi, masalah pengungsi dan pemberantasan terorisme.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati tentang perlunya mendukung kerja Komite Konstitusi Suriah untuk memastikan perdamaian abadi di Suriah, menciptakan lingkungan untuk mengadakan pemilihan yang bebas dan adil, menjamin pemulangan pengungsi secara sukarela dan aman, dan mengintensifkan upaya bersama ke arah ini.
Ditekankan bahwa dukungan politik, ekonomi dan militer untuk kelompok teroris di Suriah ditolak, juga diberitahukan bahwa tidak boleh ada elemen separatis apapun yang akan membahayakan integritas teritorial dan kesatuan politik Suriah, dimasukkan ke dalam proses politik yang akan membentuk masa depan Suriah (kantor berita Anadolu, 2/12/2020).
Berita ini menegaskan tanpa keraguan bahwa Turki Erdogan sedang berjalan sesuai dengan keinginan penjahat Amerika di Suriah; mereka sedang melaksanakan kebijakan dan proyek kolonialnya di sana, juga terlibat penuh dalam bersekongkol dengan Amerika melawan rakyat Suriah untuk membatalkan revolusi mereka yang diberkati, termasuk memberlakukan konstitusi sekuler yang telah dirumuskan dan dibahas di Jenewa dengan antek-antek murahan, yang mengkhianati negara dan keluarganya dengan harga murah, yakni hanya dengan beberapa dolar dan jabatan imajinasi, namun itu semua telah membuat mereka berdamai dengan rezim boneka Baath, mengabaikan kejahatan dan pembantaiannya terhadap rakyat mereka, hingga kemudian mengikuti pemilihan di samping para penjahat dalam rezim; mereka membuat para pengungsi kembali dan menerima kendali rezim kriminal, yang kemudian melenyapkan semua yang menentang dengan dalih memerangi terorisme dan kelompok ekstremis.
Wahai rakyat Syam yang diberkati: “Tidak diragukan lagi bahwa kegagalan untuk mengadopsi proyek politik yang jelas yang berasal dari akidah Islam, telah membuka pintu lebar-lebar bagi Barat yang kafir untuk memberlakukan konstitusi yang disesuaikan dengan standarnya, yang mempertahankan kepentingannya dan mengokohkan pendudukannya di bumi Syam. Tidak ada keraguan bahwa kegagalan untuk mengambil kepemimpinan politik yang sadar dan tulus, telah memberi peluang bagi entitas politik boneka untuk menumpang revolusi dan gelombangnya guna membelokkan dari jalurnya, juga memasukkan sistem faksional ke dalam terowongan konspirasi, gencatan senjata dan negosiasi, yang melumpuhkan gerakannya, menghilangkan kemauannya, dan merampas keputusannya, sehingga pengorbanannya selama ini menjadi sia-sia.
Oleh karena itu, “sangat penting untuk mengambil inisiatif lagi, dan meletakkan segala sesuatu dalam perspektifnya yang benar, dan itu semua dilakukan untuk memanen buah dari pengorbanan rakyat Syam dan menempatkannya dalam keranjang Islam dan kaum Muslim, dan bukan dalam keranjang Barat yang kafir, antek-antek dan alat-alatnya, sehingga revolusi Syam dapat mempertahankan keyakinan dan mencapai tujuannya.”
Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.” (TQS Fathir [35] : 10).
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kita adalah kaum yang menjadi mulia dengan Islam. Sehingga, jika kita menginginkan kemuliaan dengan selain Islam, maka Allah hinakan kita.” [Muhammad Abdul Malik]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 08/12/2020.