Kejadian-kejadian di Kirgistan
Soal:
(… Pagi-pagi sekali di hari Jumat, parlemen menyetujui pengunduran diri Presiden Kirgistan Sooronbay Jeenbekov, dan membatalkan kondisi darurat yang diumumkan sejak seminggu lalu di ibukota Bishkek … (Yeni Syafak arabic, 16/10/2020 M). Ibu kota Kirgistan telah menyaksikan protes-protes yang bersifat kekerasan dan para demonstran menguasai markas pemerintah menuntut pengunduran diri Presiden Sooronbay Jeenbekov yang pro-Rusia. Dan hal itu telah dicapai untuk mereka … Lalu apa hakikat dari apa yang terjadi di Kirgistan? Apakah pengaruh Rusia akan keluar dari negeri Islami ini? Apakah ada peran Amerika dalam konflik ini? Semoga Allah memberikan balasan yang lebih kepada Anda.
Jawab:
Agar jawabannya menjadi jelas dan terungkap kebenaran tentang apa yang terjadi di Kirgistan, maka harus dijelaskan hal-hal berikut ini:
Pertama, situasi umum di Kirgistan:
1- Kirgizia atau Kirgistan, merupakan salah satu negeri Islam di Asia Tengah. Perbatasannya terhubung ke China saat ini dari sisi Turkistan Timur di samping berbatasan dengan negeri-negeri Islam Asia Tengah lainnya Kazakhstan, Uzbekistan dan Tajikistan… Kirgistan telah tunduk kepada pendudukan kekaisaran Rusia sejak 1876 M. Banyak revolusi telah terjadi di sana melawan pendudukan Rusia. Namun Rusia berhasil menggagalkannya. Kemudian Kirgistan menjadi republik di dalam Uni Soviet. Artinya Kirgistan diperintah langsung oleh Moskow dari tahun 1876 M hingga1991 M ketika Uni Soviet hancur dan Kirgistan mendeklarasikan kemerdekaannya. Tetapi kelas politik di sana telah mencampur loyalitas kepada Rusia dengan susu (loyalitas kepada Rusia telah mendarahdaging). Maka Rusia memiliki pengaruh besar di Kirgistan setelah kemerdekaannya …
2- Kirgistan sejak kemerdekaannya diperintah oleh para pemimpin Partai Komunis di sana setelah mereka mengubah keyakinan mereka dan mendirikan partai-partai dengan berbagai nama. Mereka memerintah menurut perintah Moskow secara langsung. Namun, periode melemahnya dan mundurnya Rusia selama tahun sembilan puluhan dengan sendirinya membuat Amerika memiliki sebagian jalan kepada para politisi itu. Dan selama majunya orang-orang neo-konservatif selama era George Bush Jr. dan Amerika mendeklarasikan perang terhadap Islam dan meluncurkan perang Amerika terhadap Afghanistan dan Irak, Amerika berhasil menembus ke Asia Tengah dan mulai menjalin hubungan dengan para penguasanya dan kekuatan politik di sana. Dan dalam kerangka itu Amerika mendirikan pangkalan militer di dekat ibu kota Bishkek untuk membantu tentara Amerika dalam perangnya terhadap Afghanistan …
3- Tenggelamnya Amerika di lumpur Irak antara tahun 2003 – 2009 bertepatan dengan kembalinya beberapa vitalitas pemerintah di Rusia setelah Vladimir Putin menerima tampuk kekuasaan di Moskow. Maka Amerika pada tahun 2014 terpaksa membongkar pangkalan militernya “Manas” di dekat Bishkek. Sebaliknya, Rusia memperkuat pangkalan militernya di Kirgistan yang telah didirikan pada tahun 2003. Pada tahun 2015 Kirgistan membatalkan perjanjiannya dengan Amerika. Perdana Menteri Kirgistan, Tamir Sariyev, memerintahkan pemerintahnya untuk membatalkan perjanjian bilateral yang dibuat pada tahun 1993 dengan Amerika Serikat. Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perjanjian tersebut tidak akan berlaku mulai hari ini. 20 Agustus 2015 (Al-Jazeera.Net, 22/7/2015), Dengan itu, Rusia berhasil mengeluarkan pengaruh Amerika sepenuhnya dari Kirgistan. Rusia telah menggabungkan Kirgistan ke dalam kelompok Perjanjian Keamanan Kolektif yang didirikan di atas reruntuhan Uni Soviet sejak kelompok itu didirikan pada tahun 1992 M. Kirgistan terus menjadi anggota di dalamnya bahkan selama periode yang mana Amerika memiliki pengaruh di Bishkek. Rusia juga menggabungkan Kirgistan ke dalam Uni Ekonomi Eurasia sejak dibentuk sekitar tahun 2014 M.
4- Dari sudut pandang lokal, kelas politik di Kirgistan, seperti di kebanyakan negara yang merdeka sebagai akibat dari disintegrasi Uni Soviet, dicirikan oleh korupsi yang parah. Persaingan terhadap kekuasaan di situ dengan cepat berubah menjadi konflik sengit agar mereka yang bersaing mencengkeram kekayaan umat. Bersamaan dengan itu konsepsi pemeliharaan urusan rakyat pun hilang. Satu perkara yang membuat rakyat terlunta-lunta tanpa pihak yang memelihara urusan mereka. Dan karena dalamnya korupsi yang besar, maka rakyat di Kirgistan pada tahun 2005 memberontak terhadap Presiden Akayev yang telah memerintah sejak kemerdekaan, lalu dia melarikan diri ke Rusia. Pada tahun 2010 rakyat Kirgistan memberontak terhadap Presiden Bakiyev dalam gelombang kemarahan yang disusupi oleh aksi kekerasan yang memakan korban puluhan orang dan berakhir dengan kudeta oleh pasukan keamanan terhadap presiden yang melarikan diri ke selatan negara itu, dan kemudian pergi ke Kazakhstan. Lalu Atanbayeva dilantik sebagai presiden sementara negara itu …
5- Meskipun Rusia memicu situasi melawan Islam dan kaum Muslim di Asia Tengah, dan alat-alatnya dalam melakukan itu adalah para penguasa yang dibesarkan di era Soviet, namun, pemikiran-pemikiran Islami menyebar kembali di Kirgistan menjelang kemerdekaan dan setelahnya. Hizbut Tahrir secara aktif menyerukan pemerintahan yang berhukum dengan Islam dan tegaknya Khilafah Islam. Aktivitasnya luar biasa, terutama di wilayah selatan yang secara geografis merupakan bagian dari Lembah Ferghana. Hal itu terjadi meskipun pihak berwenang di Kirgistan, di bawah arahan Rusia yang membenci Islam, seperti halnya tiran Uzbekistan dan seluruh Asia Tengah, telah menghadapi aktivitas Hizbut Tahrir itu dengan sangat represif. Meski demikian, Islam di Kirgistan tetap memiliki pengaruh yang luar biasa di banyak wilayah, meskipun ada serangan hebat dari Rusia dan para pengikutnya.
Kedua, kerusuhan baru-baru ini di ibu kota, Bishkek:
1- Presiden Sooronbay Jeenbekov, yang telah memerintah negara itu sejak 2017 M, telah merencanakan untuk memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan parlemen terakhir yang akan memungkinkannya untuk mengubah konstitusi sehingga dia dapat mencalonkan diri lagi setelah masa jabatan konstitusionalnya berakhir. Sebab, konstitusi hanya mengatur satu masa jabatan presiden selama enam tahun. Oleh karena itu, partai yang loyal dan dekat dengan presiden dinyatakan mendapat kemenangan mutlak dalam pemilihan Parlemen pada 4 Oktober 2020 M. Hanya empat dari 16 partai yang berhasil melewati ambang batas parlemen 7% suara. Artinya parlemen baru yang beranggotakan 120 anggota itu, seharusnya menurut rencana Jeenbekov dibentuk oleh partai-partai yang loyal dan dekat dengannya. “Komisi Pemilu Pusat di Kirgistan mengumumkan bahwa hanya empat dari 16 partai politik peserta pemilu yang berhasil masuk ke dalam parlemen baru yang terdiri dari 120 kursi. Pengumuman itu membuat para pendukung dari 12 partai yang tidak punya wakil di parlemen keluar dalam demonstrasi memprotes hasil tersebut” (Daily Shabah Turki, 6/10/2020). Rencana ini merampas hak-hak politik partai-partai lain yang tidak berhasil “dan 12 partai yang kalah itu mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka tidak mengakui hasil pemilu itu “… (TRT Arab, 6/10/2020).
2- Begitulah, para pendukung partai politik yang menolak hasil pemilu mengalir sejak dini hari pertama ke lapangan “Al-Watteau” dan di sekitar kantor perdana menteri. Kemudian massa yang marah ini mulai menyerang dan merebut kantor pemerintah, dan benar-benar menguasai gedung parlemen dan menangkap Dewan Kepresidenan. Sebagian dari massa itu menyerbu penjara dan melepaskan tahanan tertentu. Markas Komite Keamanan Nasional di ibukota Bishkek diserang dan mantan presiden Otambayev yang ditahan di salah satu sel untuk menghabiskan masa tahanan vonis 11 tahun atas tuduhan korupsi. Sadyr Jabbarov juga dibebaskan, yang pengadilan dengan cepat membebaskannya dari tuduhan penyanderaan pada tahun 2013. Tuduhan itu yang membuatnya dipenjara. Paralel dengan di ibu kota, demonstrasi massa besar-besaran terjadi di pusat-pusat daerah yang mengutuk pemerintah dan menyerukan presiden untuk mundur. Dan di daerah selatan tempat presiden berseru, terjadi beberapa demonstrasi mendukungnya, tetapi tidak setingkat dengan demonstrasi yang menuntut pengunduran dirinya.
3- Gelombang protes itu besar sekali sampai pada tingkat menakutkan negara. Maka Perdana Menteri dan Ketua Parlemen mengajukan pengunduran diri. Demikian juga beberapa kepala daerah juga mengundurkan diri. Presiden Jeenbekov bersama dengan dinas keamanan menghilang dari jalan. Presiden pun mengeluarkan pernyataannya dari tempat tersembunyi melalui internet. Dia mengumumkan bahwa dia telah meminta dinas keamanan tidak menyerang para demonstran. Dia menuduh oposisi telah melakukan kudeta dan mengangkangi kekuasaan. Dia menyatakan siap untuk berkompromi. Dan dia menuntut Komite Pemilu Pusat untuk menyelidiki penyimpangan dan membatalkan hasil pemilu jika perlu, sebagai indikasi besarnya intensitas dan kekuatan protes terhadapnya. “Jeenbekov meminta kubu-kubu politik untuk bersabar. Dia berbicara kepada para pemuda, “Anda telah menunjukkan bahwa nilai Kirgistan lebih besar daripada persaingan untuk meraih pemerintahan, dan itu melalui tindakan dan bukan dengan kata-kata. Tujuan kami adalah untuk memastikan perdamaian dan ketertiban di negara kita. Saya yakin bahwa kita akan keluar dari krisis ini melalui upaya bersama”. Dia menambahkan, “Saya berterima kasih kepada para pemuda yang tidak berhenti memenuhi tanggung jawab mereka di Negara” (AR Haberler.com, 10/7/2020M).
4- Kemudian Komite Pemilihan Pusat mengumumkan pembatalan hasil pemilu. Partai-partai oposisi membentuk Dewan Koordinasi Kekuatan Oposisi, yang menunjuk Sadyr Jabarov sebagai Perdana Menteri baru selama Sidang Darurat Parlemen yang diadakan di sebuah hotel di ibu kota, Bishkek. Jabarov sendiri dibebaskan oleh oposisi dari penjara. Sadyr Jabarov ditunjuk menjadi perdana menteri baru setelah pemungutan suara pada Sidang Darurat, menggantikan mantan perdana menteri, Kubatbek Borunov, yang mengajukan pengunduran dirinya. Dia menambahkan bahwa parlemen saat ini akan terus berfungsi hingga pemilihan parlemen baru” (RT, 7/10/2020 M). “Dan hari ini Rabu lebih dari 80 orang dari 120 wakil rakyat menghadiri Sidang Luar Biasa Parlemen yang mana mereka memilih untuk menyetujui penunjukan Jabarov dalam jabatan tersebut bersama pemerintahan yang diusulkan. Kemudian Jeenbekov menandatangani sebuah dekrit yang mengkonfirmasikan pengangkatan Jabarov sebagai perdana menteri bersama dengan pemerintahannya, menurut pernyataan dari kepresidenan…” (Al-Mayadeen, 14/10/2020 M).
5- “… Pada Jumat pagi-pagi, Parlemen Kirgistan menyetujui pengunduran diri Presiden Sooronbay Jeenbekov, dan membatalkan keadaan darurat yang diumumkan sejak seminggu sebelumnya di ibukota Bishkek. Ikut berpartisipasi di dalam pertemuan, yang dengan suara bulat menyetujui pengunduran diri presiden dan pembatalan keadaan darurat, Jeenbekov dan Perdana Menteri Sadyr Jabarov, bersama disamping Ketua Parlemen Kanat Isayev. Sebelum pemungutan suara, Jeenbekov memberikan pidato terakhirnya kepada anggota Parlemen, yang mana ia menyatakan bahwa pengunduran dirinya adalah untuk memastikan perdamaian di negara tersebut dan mencegah perpecahan masyarakat … (Yeni Syafak Arabic, 16/10/2020 M). Begitulah, Perdana Menteri Kirgistan, Sadyr Jabarov memperkuat kekuasaannya, setelah kepadanya dialihkan wewenang presiden setelah pengunduran diri Presiden Sooronbay Jeenbekov yang diajukan kemarin. Dia berjanji untuk mempertahankan politik luar negeri negara. Jabarov mengatakan di depan Parlemen pada hari Jumat, “saya memuji Allah bahwa perubahan kekuasaan berlangsung secara damai … Saya akan mengerahkan segenap daya saya untuk tetap menjaga kebijakan luar negeri dan orientasi penting lainnya” (Sputnik, 16/10/2020 M).
Ketiga, Pengaruh Rusia di Kirgistan:
1- Pengaruh Rusia di Kirgistan kuat dan bercabang-cabang. Rusia telah membangun pangkalan militer di Kirgistan selama periode yang mana Amerika sedang membangun pangkalan militernya di sana. Oleh karena itu, pengaruh Rusia tidak hilang di Kirgistan hingga pada periode ketika Amerika mampu memperkenalkan memasukkan sebagian pengaruhnya ke Kirgistan. Rusia telah pangkalan militernya pada tahun 2003. “Pembukaan pangkalan udara Kant Rusia di Kirgistan pada bulan Oktober 2003 sebagai elemen pesawat di dalam pasukan penyebaran cepat kolektif di bawah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif. Tugas utamanya adalah memberikan dukungan udara untuk operasi darat Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif. Pangkalan ini dilengkapi pesawat Su 25 SM dan helikopter MI-8 MTV” (RT, 28/3/2019). Pada hari yang sama, Kamis, Moskow dan Bishkek selama kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke ibu kota Kirgistan, menandatangani sebuah protokol yang memperkenalkan amandemen perjanjian antara kedua negara mengenai pangkalan militer Rusia di Kirgistan. Deputi Presiden Rusia Yuri Ushakov mengatakan, “Sejumlah perjanjian telah ditandatangani, termasuk penandatanganan dokumen yang mengamandemen perjanjian tahun 2012 mengenai status dan syarat-syarat pangkalan militer Rusia di Kirgistan”. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pangkalan militer Rusia di Kirgistan merupakan faktor penting bagi keamanan dan stabilitas di Asia Tengah dan berkontribusi dalam kemampuan pertahanan Kirgistan”. Pangkalan ini dilengkapi dengan pesawat tempur jenis Sukhoi-25 dan helikopter MI-8” (Suarat kabar Ad-Dustur, 28/3/2019). … Begitulah, Presiden Kirgistan, Jeenbekov, sepenuhnya loyal kepada Rusia, dan berkoordinasi dengan Rusia dalam Perjanjian Keamanan Kolektif, dan mematuhi Rusia dalam segala hal yang diinginkannya, seperti pengembangan pangkalan militer Rusia.
2- Namun Rusia sangat takut bahwa beberapa partai oposisi yang memiliki kontak dengan Amerika akan memegang kekuasaan di Bishkek dan memecahkan pengaruh tunggal Rusia di Kirgistan. Meskipun Rusia juga menjalin hubungan dengan sebagian besar partai oposisi di Kirgistan untuk memastikan mereka tidak memusuhi Rusia dan bahwa beberapa dari partai-partai ini tetap loyal kepada Rusia dan tidak keluar dari lingkup pengaruhnya, tetapi Rusia memantau perebutan kekuasaan ini dalam upaya untuk mencegah campur tangan pasukan eksternal di dalamnya dan memegang kendali dinas keamanan yang bisa melakukan intervensi pada saat-saat kritis. “Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hari ini, Rabu, bahwa Moskow berhubungan dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik dan ia berharap proses demokrasi segera kembali” (Al-Jazeera.Net, 7/10/2020). … Yang meningkatkan ketakutan Rusia adalah bahwa kekuatan yang loyal kepadanya kadang-kadang konflik yang sengit pecah di antara mereka, seperti yang terlihat dari waktu ke waktu, terutama baru-baru ini setelah upaya Presiden Sooronbay Jeenbekov, yang memerintah sejak tahun 2017 M mengotak-atik hasil pemilu agar dapat mencalonkan kembali setelah masa jabatan konstitusionalnya berakhir. Dan kemudian terjadi gejolak, terutama jika kecurangan dalam pemilu terungkap, yang memungkinkan untuk dieksploitasi oleh para pengikut Amerika, hingga meskipun mereka jumlahnya relatif sedikit, untuk mempermalukan Rusia …
3- Sikap Rusia pada asalnya adalah menentang protes terhadap pemimpin yang loyal kepadanya. Ini adalah sikap Rusia pada asalnya. Namun jika terpaksa bersikap sebaliknya dalam rangka menjaga kepentingannya, Rusia tidak mengizinkan situasi keluar dari kontrolnya. “Kremlin hari ini menganggap negara ini tengah menyaksikan keadaan yang kacau. Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, Rusia memiliki kewajiban untuk mencegah runtuhnya seluruh situasi di Kirgistan” (Al-Jazeera.Net, 8/10/2020). Rusia, yang mengendalikan dinas keamanan di Kirgistan tidak mengizinkan partai-partai yang memiliki kontak dengan Amerika dan para pendukungnya untuk memimpin pentas di Bishkek. Sebelumnya Rusia telah memegang kontrol menggunakan tongkat Presiden Jeenbekov yang enggan mengundurkan diri sampai Rusia memutuskan hal itu berdasarkan kepentingannya. Untuk itu, Rusia mengirimkan wakil kepala administrasi kepresidenan di Kremlin, Dmitry Kozak pada pekan ini, untuk mengadakan pembicaraan dengan Jeenbekov dan Jabarov, dan mengkaji perkara dari dekat … “Kedutaan besar Rusia mengatakan pada hari Selasa, “peran penting dari kepala negara” dalam menjamin perkembangan masa depan Kirgistan telah ditekankan selama kunjungan Kozak ini” (Al-Mayadin, 14/10/2020). Semua itu agar dia mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan … Namun demikian, kecil kemungkinannya Rusia secara langsung campur tangan secara militer. Rusia melihat bahwa pengikutnya mampu mengendalikan urusan di Kirgistan, dan pasukan keamanan berada dalam cengkeraman Rusia dan bergantung pada isyaratnya jika ingin mengganti presiden dengan yang lainnya di antara pengikut Rusia khususnya banyak dari kekuatan politik yang ada berasal dari para pengikut Rusia!
4- Sekarang protes telah meningkat. Rusia telah memutuskan untuk “menenangkan situasi” agar Presiden Kirgistan menyetujui pengangkatan Sadyr Jabarov sebagai perdana menteri, setelah parlemen memberikan suara untuk mengembalikannya ke tampuk kekuasaan pada 14/10.2020 M. Hal itu setelah dia dibebaskan baru-baru ini dari penjara oleh para pendukungnya. Dia menjalani hukuman lebih dari 11 tahun. … “Dan hari ini, Rabu, lebih dari 80 orang wakil rakyat dari 120 orang anggota Parlemen menghadiri sidang luar biasa Parlemen yang mana mereka memilih untuk menyetujui penunjukan Jabarov ke jabatannya bersama dengan pemerintahan yang diusulkannya. Kemudian Jeenbekov menandatangani dekrit yang mengkonfirmasi pengangkatan Jabarov sebagai perdana menteri. bersama dengan pemerintahnya, menurut pernyataan kepresidenan …” (al-Mayadin, 14/10/2020).
5- “… Pada pagi-pagi sekali hari Jumat, Parlemen Kirgistan menyetujui pengunduran diri Presiden Sooronbay Jeenbekov, dan membatalkan kondisi darurat yang diumumkan seminggu lalu di ibukota Bishkek. Di dalam sidang, yang dengan suara bulat menyetujui pengunduran Presiden dan pembatalan keadaan darurat, juga ikut berpartisipasi di dalamnya baik Jeenbekov dan Perdana Menteri Sadyr Jabarov, bersama dengan Ketua Parlemen Kanat Isayev. Sebelum pemungutan suara, Jeenbekov memberikan pidato terakhirnya di depan anggota Parlemen, yang mana ia menyatakan bahwa pengunduran dirinya adalah untuk memastikan perdamaian di negara tersebut dan mencegah perpecahan masyarakat…” (Yeni Syafak Arabic, 16/10/2020). Begitulah, “Perdana Menteri Kirgistan, Sadyr Jabarov memperkuat kekuasaannya, setelah kepadanya diserahkan kewenangan presiden setelah pengunduran diri Presiden Sooronbay Jeenbekov “yang dia ajukan” kemarin. Jabarov berjanji untuk mempertahankan kebijakan luar negeri. Jabarov berkata di depan Parlemen, pada Jumat, “saya memuji Allah bahwa perubahan kekuasaan berlangsung secara damai … Saya akan mengerahkan segenap daya saya untuk menjaga kebijakan luar negeri dan orientasi penting lainnya” (Sputnik, 16/10/2020).
Keempat, peran Amerika:
1- Adapun Amerika Serikat, posisinya jelas memanfaatkan apa yang terjadi di dalam pemilu untuk mempermalukan Rusia dan penguasa Kirgistan. “Amerika Serikat mendesak semua pihak di Kirgistan untuk menahan diri dan mengadakan solusi damai. Amerika Serikat menampakkan kekhawatirannya terhadap praktek kecurangan pemilu dan menyebabkan terjadinya protes besar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika mengatakan kepada surat kabar Prancis, “Kami menyerukan kepada semua pihak untuk meninggalkan kekerasan dan menyelesaikan konflik yang terjadi seputar dengan cara damai”. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menunjuk misi pemantau yang didukung oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa “menyimpulkan informasi yang dapat dipercaya tentang pembelian suara yang merusak pemilu” (Al-Jazeera.Net, 7/10/2020). Ini berarti, kondisi baru di Kirgistan, yang dicirikan dengan ambiguitas politik, memberi Amerika suasana yang tepat untuk memasuki negara ini. Dan Amerika tidak diragukan lagi memiliki kontak dengan sebagian partai oposisi. Pada awal tahun ini, Amerika dituduh membelanjakan 60 juta Dolar secara tunai untuk mendukung kandidat parlemen dan asosiasi supaya sebagian pengikut Amerika memiliki pengaruh. Selain dana lainnya yang dibelanjakan oleh yayasan George Soros dengan tujuan mengganggu stabilitas negara yang didominasi oleh pengaruh Rusia. Semua dana itu dibelanjakan tanpa sepengetahuan pemerintah Jeenbekov, menurut website perusahaan al-Waqt, 10/1/2020.
2- Amerika memiliki pengikut di oposisi Kirgistan. Tetapi mereka adalah minoritas yang tidak berpengaruh dalam menghilangkan pengaruh Rusia di Kirgistan hingga hari ini. Akan tetapi mereka aktif untuk mengeksploitasi ketidakcocokan apapun di antara para pengikut Rusia yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Mereka hampir saja berhasil seandainya Rusia tidak memerintahkan Jeenbekov untuk mengundurkan diri guna menenangkan situasi dan berikutnya Rusia bekerja menunjuk orang lain di antara orang-orangnya setelah pemilu yang diadakan di bawah pengawasannya!
Kelima, ringkasnya:
1- Konflik memperebutkan pemerintahan di Kirgistan pada dasarnya adalah konflik lokal dan disebabkan oleh kurangnya kedewasaan mentalitas pemerintahan dari para pemimpin panggung politik di negeri Muslim ini. Dan karena itu, perselisihan dan konflik muncul, yang esensinya bersifat etnis, daerah atau suku. Partai-partai oposisi dan para loyalis, meskipun mereka memiliki nama umum. namun para ahli membedakan kecenderungannya yang mana tidak menyimpang dari esensi bersifat etnis, kedaerahan atau kesukuan. Konflik ini dan dalam hal ini, tidak dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh besar Rusia dari republik kecil ini. Melainkan Rusia takut terhadap kontak Amerika dengan beberapa pihak oposisi dalam situasi kacau yang muncul setelah pengumuman hasil pemilu Parlemen. Rusia takut Amerika akan kembali memiliki pijakan setelah Rusia mengerahkan segenap usahanya untuk mengeluarkan Amerika dari Kirgistan, sehingga Amerika akan kembali memiliki pengaruh yang dapat digunakan untuk melawan Rusia di dalam dan sekitar Kirgistan.
2- Ini akan terus menjadi keadaan kaum Muslim di Kirgistan dan di tempat lain, yang mana mereka diperintah oleh penguasa buruk yang memindahkan ummat dari satu jurang ke jurang lainnya. Para penguasa itu hanya mementingkan kepentingan pribadi mereka. Jadi mereka memandang pemerintahan sebagai sumber keuntungan. Mereka sama sekali tidak memiliki pandangan pelayanan terhadap ummat yang menobatkan mereka atau diam terhadap penobatan para penguasa itu untuk mereka oleh kaum kafir imperialis. Situasinya akan tetap demikian sampai umat dan kelompok yang paling kuat di dalam umat bangkit sehingga mengusir para penguasa itu dan mencabut akar kafir imperialis dari negeri-negeri Muslim, dan membangun negara mereka, Daulah Khilafah, di atas dasar agama mereka, dan menobatkan seorang penguasa yang memerintah umat dengan apa yang telah diwahyukan oleh Allah, di atas kehidupan yang mulia dan menolong ke surga dengan izin Allah.
﴿يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ * وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ﴾
“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman” (TQS ash-Shaff [61]: 12-13).
1 Rabi`ul Awwal 1442 H
18 Oktober 2020 M
http://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/71130.html