Separuh Anggota Konservatif Inggris Idap Fobia Islam, Pengamat: Tidak Aneh!
Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi menyatakan tidak merasa aneh dengan hasil jajak pendapat YouGov baru-baru ini yang menyebut “dari 1.213 anggota partai Konservatif, hampir enam dari 10 yang tercatat resmi sebagai Tory (Partai Konservatif) memiliki sikap negatif terhadap Muslim dan 1 dari 5 memiliki sikap yang sangat negatif terhadap Muslim.”
“Hasil survei atau hasil jejak pendapat ini menunjukkan mengakarnya dan menguatnya fobia Islam di Inggris, yaitu pandangan yang menganggap Islam sebagai ancaman dan kalau ini terjadi di tubuh Partai Konservatif Inggris yang sedang berkuasa sekarang, ini bukan hal yang aneh. Karena Partai Konservatif Inggris ini secara historis memang dikenal sebagai partai yang sangat mengusung ideologi sekularisme sekaligus imperialisme,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Sabtu (3/10/2020).
Secara historis, Farid pun menunjukkan rekam jejak tokoh-tokoh utama Partai Konservatif. Benjamin Disraeli misalnya. Dia merupakan politikus Inggris di masa kolonialisme atau imprelialisme lama Inggris. Dia seorang Yahudi yang mengembangkan imperialisme Inggris termasuk penguasaan Inggris atas Terusan Suez. Benjamin Disraeli juga melakukan pendudukan atas Kepulauan Fiji pada 1874.
Tokoh lainnya yang disebut Farid adalah Winston Churchill. Dia tokoh sekuler yang juga anti terhadap Islam. Dan dikenal dukungannya terhadap Yahudi terutama terkait dukungan Deklarasi Balfour dan janjinya atas Rumah Nasional untuk Yahudi.
“Meskipun dia juga pernah mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Yahudi bahwa penderitaan yang mereka terima itu akibat perbuatan mereka sendiri, namun secara garis besar Churchill ini termasuk yang mendukung Yahudi,” beber Farid.
Jadi, lanjutnya, apa yang terjadi pada Partai Konservatif ini sesungguhnya cerminan fobia Islam yang sudah mengakar di Inggris sejak lama. Ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah Perang Salib dan sejarah imperialisme kolonialisme Inggris yang waktu itu berhadapan dengan kekuatan-kekuatan umat Islam baik di masa khilafah berjaya atau pun di masa jelang keruntuhan khilafah.
Pandangan Elite Politik
Hasil jejak pendapat ini juga menurut Farid menunjukkan bahwa fobia Islam itu bukanlah pandangan segelintir orang atau masyarakat tertentu saja tetapi ini juga merupakan pandangan elite politik di Inggris.
“Maka tidak mengherankan menguatnya fobia Islam di Inggris dan negara-negara Barat lainnya, ini tidak bisa dilepaskan pula dengan pandangan-pandangan partai-partai atau elite-elite politik yang berkuasa di Inggris ketika mereka memosisikan Islam itu sebagai ancaman dengan berbagai tudingan baik itu dengan mengangkat isu terorisme atau pun isu radikalisme,” ungkapnya.
Kapitalisme Bangkrut
Farid juga menyebutkan, menguatnya fobia Islam di Barat sesungguhnya sekaligus mencerminkan kebangkrutan ideologi kapitalisme. Karena mereka tahu Islam adalah harapan untuk dunia.
“Setelah krisis yang dialami kapitalisme sekarang, mereka tidak ingin masyarakat Barat itu berpaling kepada Islam. Upaya yang mereka lakukan untuk mencegah itu dengan mem-blow-up isu-isu yang mencerminkan sikap fobia Islam,” tegasnya.
Ia pun menilai isu terorisme dan radikalisme ini adalah proyek Inggris dan negara-negara Barat untuk membungkam atau menghentikan kebangkitan Islam yang sesungguhnya tidak bisa lagi mereka bendung.
“Tapi ini, sekali lagi, tidak akan berhasil! Karena kapitalisme itu adalah barang busuk yang sebentar lagi akan bangkrut dan Islam itu adalah harapan bagi dunia karena Islam adalah ideologi yang bersumber dari Allah SWT yang kalau diterapkan akan menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh umat manusia,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo