Berhati-hati dengan Ruwaibidhah

 Berhati-hati dengan Ruwaibidhah

Oleh: Dede Wahyudin (Tabayyun Center)

Sabda Rasulullah SAW mengenai ruwaibidhah :

سَيَأْتِى عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِى أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang bicara urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)

Mengenai imaaratus sufahaa’ (kepemimpinan orang-orang bodoh), sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah RA menuturkan :

أن انبي صلى الله عليه وسلم قال لكعب بن عجرة : أعاذك الله من إمارة السفهاء قال وما إمارة السفهاء قال أمراء يكونون بعدي لا يقتدون بهدي ولا يستنون بسنتي ومن صدقهم بكذبهم وأعانهم على ظلمهم فأولئك ليسوا مني ولست منهم ولا يردوا علي حوضي ومن لم يصدقهم بكذبهم و لم يعنهم على ظلمهم فأولئك مني وأنا منهم وسيردوا علي حوضي رواه أحمد

“Bahwa Nabi SAW berkata kepada Ka’ab bin UUjrah RA,’Semoga Allah melindungi dirimu dari kepemimpinan orang-orang bodoh. Ka’ab bin Ujrah berkata, ‘Apa itu kepemimpinan orang-orang bodoh?’ Nabi menjawab,”Para pemimpin yang datang setelah aku yang tidak berpetunjuk dengan petunjukku dan tidak berpedoman dengan sunnahku. Maka barangsiapa membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka mereka bukan bagian dariku dan aku pun bukan bagian dari mereka dan mereka tidak akan mendatangi aku di telagaku. Barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka, maka mereka bagian dariku dan aku pun bagian dari mereka dan mereka akan mendatangi aku di telagaku.” (HR Ahmad no 13919).

Hadits di atas menunjukkan akan munculnya imaaratus sufahaa’, dan nampaknya saat ini mereka sudah muncul di tengah umat Islam. Betapa tidak, sifat pemimpin saat ini sangat tepat seperti yang digambarkan Nabi SAW sebagai imaaratus sufahaa.’ Misalnya, mereka “tidak berpetunjuk dengan petunjukku dan tidak berpedoman dengan sunnahku.” Buktinya, mereka tidak menjalankan sistem pemerintahan yang dicontohkan dalam sunnah Nabi SAW, yaitu Khilafah, tetapi sistem pemerintahan dari Barat yang kafir, yaitu sistem republik yang sekular, yang dalam sejarahnya bukan lahir dari sejarah Islam, tetapi lahir dalam konteks sosio-historis Eropa yang Kristen pasca Revolusi Prancis tahun 1789.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *