Amerika Hampir Mencapai Penyelesaian Pilihannya di Libya
Menurut surat kabar Washington Post: Pemerintah Libya yang didukung PBB pada Jumat (21/08) mengumumkan gencatan senjata di seluruh negara kaya minyak itu dan menyerukan demiliterisasi kota strategis Sirte dalam inisiatif yang didukung oleh parlemen bayangan di timur.
Perkembangan tersebut dapat menandai terobosan menyusul tekanan internasional di tengah meningkatnya ketakutan akan eskalasi baru dalam perang proxy yang kacau, ketika pihak-pihak yang bersaing memobilisasi untuk berperang memperebutkan Sirte. Sementara pintu gerbang ke terminal ekspor minyak utama Libya telah berada di bawah kendali pasukan yang setia kepada komandan militer Khalifa Hifter sejak Januari.
Libya jatuh ke dalam kekacauan ketika pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011 menggulingkan diktator lama Moammar Gadhafi, yang kemudian terbunuh. Sejak itu, negara itu terpecah antara dua pemerintahan yang saling saingan yang berbasis di timur dan barat, yang masing-masing didukung oleh kelompok bersenjata dan pemerintah asing.
Kekacauan semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir, bersamaan dengan intervensi dukungan asing yang semakin besar, meskipun ada berbagai janji yang bertentangan dengan semua itu pada KTT Perdamaian di Berlin awal tahun ini. Di mana ribuan tentara bayaran, termasuk Rusia, Suriah dan Sudan berperang di kedua pihak yang berkonflik.
Hifter, yang bersekutu dengan parlemen bayangan di Libya timur, didukung oleh Mesir, Uni Emirat Arab, dan Rusia. Sedang pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional yang berbasis di ibu kota Tripoli mendapat dukungan dari Turki, saingan berat Mesir dan UEA dalam perjuangan regional yang lebih luas, serta dari Qatar negara Teluk yang kaya.
Pasukan Hifter melancarkan serangan pada April 2019 dalam usahanya merebut Tripoli. Namun serangannya gagal pada bulan Juni, ketika milisi sekutu menguasai Tripoli, dengan dukungan Turki yang kuat, yang tengah berada di atas angin, dengan mendorong pasukannya dari pinggiran kota dan kota-kota barat lainnya.
Pertempuran telah mereda dalam beberapa pekan terakhir, tetapi kedua belah pihak bersiap untuk kemungkinan pertempuran memperebutkan Sirte. Sehingga dengan suntikan dukungan Turki, pasukan sekutu bersama Tripoli berjanji untuk merebut kembali Sirte dan wilayah Jurfa, yang mencakup pangkalan militer pedalaman yang penting, dari pasukan Hifter, yang mendorong Mesir untuk mengancam akan mengirim pasukan ke Libya.
Upaya sebelumnya untuk mengamankan gencatan senjata yang langgeng telah terhenti. Akan tetapi kali ini mungkin berbeda dengan upaya diplomatik yang masif, termasuk oleh Amerika Serikat, yang bertujuan untuk menghindari konfrontasi militer langsung antara Mesir dan Turki, di mana keduanya merupakan dua sekutu Amerika, atas Sirte.
“Kedengarannya lebih seperti pengumuman yang mencoba mencentang semua kotak teoritis, dengan pengaruh Amerika yang jelas,” kata Jalel Harchaoui, seorang ahli Libya di Institut Hubungan Internasional Belanda. “Tapi apakah itu bisa diterapkan sepenuhnya? Tentunya itu akan sulit dilakukan,” imbuhnya.
Libya telah menjadi salah satu dari sedikit negara Muslim terakhir yang tersisa yang masih didominasi oleh kekuatan Eropa. Untuk itu, tentu saja Amerika berusaha merebut ini juga dari mereka. Setelah bertahun-tahun upaya gagal oleh Hifter, Amerika mengubah rencananya pada akhir tahun lalu, dan memasukkan Turki ke dalam konflik dengan Rusia. Dalamhal ini, Amerika hendak mengulangi manuvernya yang sukses di Suriah, dicoba di Libya. Sehingga dengan mengendalikan kedua pihak yang berkonflik, Amerika dapat mencapai penyelesaian pilihannya.
Dengan izin Allah, umat Islam akan bangkit dan menggulingkan kelas penguasa korup, yang keberadaannya tidak lebih dari aparat boneka dan antek bagi kepentingan imperialis Barat. Dan sebagai gantinya, dunia akan segera menyaksikan negara Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan membebaskan semua wilayah pendudukan, menyatukan semua negeri kaum Muslim, menerapkan Islam, dan membawa risalahnya ke seluruh penjuru dunia (hizb-ut-tahrir.info, 22/08/2020).