JKDN: Kisah Sultan Baabullah dan 20 Ahli Militer Khilafah Utsmaniyyah
Mediaumat.news – Dengan pengalaman yang didapat setelah membantu Kesultanan Aceh berjihad melawan Portugis di Malaka, Sultan Baabullah (Sultan Kesultanan Ternate) mempekerjakan 20 ahli militer dari Khilafah Utsmaniyah.
“Sultan Baabullah itu mempekerjakan 20 ahli militer dari Khilafah Utsmaniyyah, orang-orang Utsmaniyyah ini ahli militer dan mereka juga ahli persenjataan,” ujar sejarawan Nicko Pandawa dalam tayang ulang film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara, Ahad (23/8).
Menurutnya, pasukan persenjataan itu dibuat dan diproduksi oleh orang-orang Utsmani ini dan mereka mengajarkan orang-orang Maluku itu yakni pasukan Baabullah untuk membuat senjata.
Nicko juga menjelaskan 20 orang Utsmaniyah ini merupakan sebuah tim ahli senjata yang menjadi bagian dari pasukan Khilafah Utsmaniyyah yang dikirim oleh Khalifah Selim II kepada Sultan Ala’udin Riayat Syah al Qahhar di Aceh. Dengan pengalaman yang dia dapatkan setelah membantu sultan aceh berjihad melawan Portugis di Malaka, 20 ahli militer ini melanjutkan perjalanan dari Aceh ke Ternate.
Dalam JKDN dijelaskan, Maluku yang dikenal sebagai kepulauan rempah-rempah ada begitu banyak raja yang berkuasa di masing-masing pulau, namun semenjak Zainal Abidin penguasa Ternate masuk Islam dan belajar kepada Sultan Baabullah di Jawa, Ternate langsung proklamirkan dirinya sebagai Negara Islam. Langkah Sultan Ternate ini pun secara cepat diikuti oleh penguasa penguasa lain di Maluku sehingga negeri dengan ratusan pulau ini menjadi sebuah Darul Islam.
Seperti diceritakan narator JKDN, peperangan dan pengepungan pasukan Sultan Baabullah untuk menyerang Portugis yang bersembunyi di benteng-benteng mereka terus bertahan selama 5 tahun (1570-1575). Akibat pengepungan tersebut kaum Portugis amat menderita dengan kelaparan sampai-sampai mereka memakan anjing, tikus sampai cicak demi bertahan hidup. Hingga akhirnya pada 27 Desember 1575 Portugis mengibarkan bendera putih mereka pergi meninggalkan Maluku selama-lamanya dengan rasa malu yang tiada terperi.
Mengislamkan Nusantara Timur
JKdN juga memaparkan, Sultan Baabullah yang berkuasa sampai 1583 Masehi terus mengekspansi masih banyak wilayah timur Nusantara untuk menjadi Darul Islam.
Kemudian, Raja Makassar Daeng Bonto Langka berhasil Sultan Baabullah islamkan sehingga Makassar menjadi Darul Islam. Begitu pula dengan Luwuk, Banggai, Mindanau, Nusa Tenggara, Halmahera, Jaelolo, Bacan, hingga Papua semuanya tunduk pada Sultan Baabullah hingga ia dijuluki sebagai penguasa sembilan puluh dua pulau.
JKDN juga menjelaskan, dengan prestasi yang sedemikian luar biasa tentu Sultan Baabullah tidak berdiri sendiri, ada ikatan solidaritas sultan-sultan Aceh, Jawa sampai Filipina (Kesultanan Sulu). Ikatan sebagai satu umat ikatan dengan satu akidah yaitu akidah Islam ikatan dengan satu semangat. Semangat jihad dan ikatan semangat satu kepemimpinan karena seluruh sultan di Nusantara tunduk dan begitu hormat pada Khilafah Utsmaniyyah.[] Ghifari Ramadhan