Para Pakar: Dunia Dipastikan Berubah Setelah Krisis Berakhir
Majalah Amerika Foreign Policy meramu pendapat sejumlah pakar di seluruh dunia tentang transformasi yang akan mempengaruhi dunia setelah pandemi Corona. Dari pendapat-pendapat itu menghasilkan sejumlah kemungkinan, dan yang paling penting dari semuanya adalah, bahwa dunia akan berubah setelahnya, di antara para pakar itu adalah:
– Richard N. Haass, mantan diplomat AS, ia percaya bahwa sebagian besar pemerintah akan bersandar pada kekuatan dalam negeri, dan menggali kemandirian. Pemerintah akan memusuhi imigrasi. Sementara itu negara yang gagal akan menjadi lebih gagal. Mengenai hubungan AS-China, ia mengatakan bahwa krisis akan menambah lebih banyak krisis dan mempengaruhi integrasi Eropa.
– Nicholas Burns, diplomat Amerika, mengatakan bahwa dampak ekonomi dari krisis “mungkin lebih besar daripada krisis keuangan tahun 2008, di mana secara permanen dapat mengubah tatanan dunia dan keseimbangan kekuatan seperti yang kita tahu … jika Uni Eropa tidak dapat melindungi lima juta warganya, maka pemerintah nasional akan mendapatkan kembali lebih banyak kekuatan dari Brussels”.
– Kishore Mahbubani, akademisi dan mantan menteri luar negeri Singapura, mengatakan bahwa virus itu akan mengubah globalisasi yang berpusat di Amerika menjadi globalisasi yang berpusat di China, dengan mengatakan: “Orang-orang Amerika telah kehilangan kepercayaan mereka pada globalisasi dan perdagangan internasional dengan atau tanpa Presiden Trump. Sementara itu orang-orang China tidak demikian. Jadi saya melihat bahwa China telah menang.”
– John Allen, Direktur Brookings Institute, dan seorang pensiunan Jenderal Korps Marinir AS, ia percaya bahwa krisis akan membentuk kembali “struktur kekuatan global dengan cara yang tak terbayangkan”. Virus ini akan terus memberi tekanan pada kegiatan ekonomi dan meningkatkan ketegangan antar negara, di mana dalam jangka panjang pandemi akan mengurangi kemampuan produksi ekonomi global.
– John Ikenberry, seorang profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Princeton University, percaya bahwa dalam jangka pendek “krisis akan memberikan dorongan bagi kaum nasionalis, anti-globalisasi dan musuh China di dunia Barat, juga bagi kehancuran sosial, serta biaya dan beban ekonomi yang menjadi semakin jelas hari demi hari, yang mungkin saja sama dengan apa yang terjadi setelah krisis keuangan pada dekade 30-an abad yang lalu. Sehingga dia melihat bahwa dunia “dapat berubah ke arah konstruksi tatanan baru”.
– Shivshankar Menon, seorang diplomat, dan mantan penasihat Dewan Keamanan Nasional India, melihat bahwa politik akan berubah setelah pandemi Corona “baik di dalam negara, atau di antara negara-negara”. Dia mengatakan bahwa di tingkat internasional akan ada kecenderungan yang tertutup.
– Stephen M. Walt, akademisi dan politisi Amerika, mengatakan bahwa virus yang muncul akan mentransfer kekuasaan dan pengaruh secara global dari barat ke timur, setelah China menyadari kesalahannya, sementara Eropa dan Amerika mengalami kesulitan.
Dengan demikian hampir ada konsensus di antara para pakar dan peneliti internasional tentang pendapat bahwa tatanan dunia akan berubah akibat virus Corona, dan ini benar. Namun bagaimana dan seperti apa bentuknya, di situlah mereka gagal mengungkapkannya. Sementara kami mengatakan bahwa tatanan dunia yang baru itu tidak lain kecuali sebagaimana kabar gembira dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama: “Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhājin nubuwah”. [Majalah Al-Waie, edisi 402-403-404, Tahun ke-34, Rajab-Sya’ban-Ramadhan 1441 H./Maret-April-Mei 2020 M.]