Trump: Buka Segera Tempat Ibadah … Amerika Membutuhkan Lebih Banyak Doa
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat (22/5) mendesak para gubernur negara bagian untuk mengizinkan pembukaan kembali tempat-tempat ibadah di Amerika pada akhir pekan ini yang ditutup karena virus Corona baru-baru ini. Trump memperingatkan bahwa ia akan menindak para gubenur yang tidak menjalankannya.
Melalui pernyataan singkatnya di ruang pers Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa tempat ibadah: gereja, kuil, dan masjid, adalah tempat-tempat yang menyediakan layanan dasar, maka tempat-tempat ibadah itu hendaknya dibuka sesegera mungkin.
Tempat-tempat ibadah itu ditutup sebagai bagian dari perintah stay at home (tetap di rumah) yang diberlakukan oleh sebagian besar negara bagian dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran epidemi Corona. Sehingga dengan menurunnya jumlah kasus yang terinfeksi virus di banyak daerah, ada tekanan yang meningkat untuk membukanya kembali.
Trump memperingatkan para gubenur yang menolak seruannya, tetapi dia tidak mengatakan di bawah otoritas apa dia akan bergerak untuk memaksa mereka membuka kembali tempat-tempat ibadah. “Jika mereka tidak melakukan itu, saya akan menindaknya. Di Amerika, kita membutuhkan lebih banyak doa, bukan malah menguranginya,” katanya.
**** **** ****
Agar setiap orang di bumi ini tahu dan sadar bahwa kesombongan, arogansi dan kecongkakannya tidak ada artinya sama sekali di hadapan kekuatan Allah subhānahu wa ta’āla. Inilah presiden Amerika yang tidak pernah berpikir tentang Allah yang menciptakannya, namun yang dia pikir adalah tentang memerangi Allah, Rasulullah dan agama Islam; dia yang menyempurnakan perangnya terhadap (terorisme), maksudnya adalah Islam; dialah yang—ketika menyaksikan kaum Muslim melakukan thawaf di Baitullah al-Haram, mengatakan bahwa hal ini mengganggu saya; dan dialah yang mengatakan bahwa kekuatan pemerintah federal AS akan menghadapi Corona … Apakah ini pelajaran dan nasihat bagi para pemimpin dan penguasa dunia? Kita tidak melupakan Italia yang telah membuka masjid-masjid, dan Spanyol yang mengumandangkan adzan di masjid Granada, serta banyak negara Eropa yang telah melarang adzan, pembangunan masjid dan menara, serta melarang hijab dan pakaian Islami, namun ketika virus ini menyerang mereka, tampak mereka berdiri begitu kecil di hadapan Allah, dengan memohon kaum Muslim untuk berdoa kepada Allah supaya mengangkat epidemi ini!.
Hanya saja, sikap memalukan itu justru dipertontonkan oleh para penguasa Muslim yang menyatakan perang melawan Allah dan rumah-rumah-Nya. Mereka tidak mendengarkan dan tidak peduli dengan tetap mengikuti presiden Amerika, bahkan mereka masih terbaring dalam kesesatannya. Padahal yang lebih baik dan lebih tepat bagi mereka adalah kembali kepada Allah dan bertobat.
Para penguasa kaum Muslim memanfaatkan pandemi Corona ini dengan memobilisasi tentara untuk mencegah masyarakat dari mendirikan shalat dan merayakan hari raya. Jadi, bukannya memobilisasi tentara itu untuk membebaskan al-Aqsa, atau untuk melindungi kaum Muslim, justru sebaliknya, mereka memanfaatkan pandemi ini untuk memaksakan keadaan darurat, dsn pembatasan pada masyarakat. Sehingga mereka yang melanggar diancam dengan penjara, denda dan pukulan. Masyarakat dilarang keluar untuk bekerja, bahkan keluar untuk membeli roti pun juga dilarang. Beberapa negara memberlakukan jam malam, dan negara membagikan roti kepada sebagian masyarakat, sementara sebagian lagi tidak mendapatkannya. Jadi, apakah para penguasa belajar dari semua itu, dan kembali ke akal sehat dan agamanya, atau apakah mereka menunggu doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama diterapkan pada mereka?!
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama berdoa seperti ini di rumahku: “Ya Allah, siapa saja yang mengurusi sesuatu dari urusan umatku, lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; dan siapa saja yang mengurusi sesuatu dari urusan umatku, lalu dia bersikap lembut kepada mereka, maka bersikaplah lembut kepadanya.” (HR. Muslim).
Atau apakah para penguasa ini masih tertipu dengan presiden Amerika dan yang sejenisnya?! Jika demikian, maka terkait mereka ini, benarlah kata-kata seorang penyair Ahmad Syauqi:
Dia tertipu oleh mereka
Dengan kata-kata manisnya
Dan mereka para penyanyi wanita
Terperdaya oleh pujian pada dirinya
Kami belajar banyak dari pandemi ini. Kami mengingatkan presiden Amerika terlebih dahulu. Kami mengingatkan para penguasa kaum Muslim bahwa ajal (saat kematian) mereka dan pertanggungjawaban atas amal mereka telah dekat, bahwa Allah yang menggenggam kerajaan segala sesuatu, Dia-lah yang telah mengubah hati para hamba, dan Dia-lah yang telah mengirimi mereka Corona untuk dapat mengangkat takhta kalian. Sesungguhnya Allah subhānahu wa ta’āla akan mewariskan bumi kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Sungguh, kami meyakini janji warisan dan kekuatan ilahi yang mampu melakukan segalanya. Allah subhānahu wa ta’āla berfirman: “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (TQS Az-Zumar [39] : 67). [Muhammad Sulaim]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 25/5/2020.