Rakyat Mesir Dalam Bayangan Pandemi Antara Kapitalisme Dan Islam
Dewasa ini, di bawah pandemi Corona, terlihat jelas kebiadaban dan kebuasan kapitalisme, tidak hanya di negara kita yang telah dibakar dengan apinya, tetapi juga di Barat yang merupakan sarang kapitalisme. Amerika mencuri pengiriman masker medis yang ditujukan untuk polisi Jerman, serta menawar dengan harga lebih tinggi pada negara-negara lain di pasar global guna mencegah mereka membeli peralatan untuk perlindungan dari virus (elbalad.news, 4/4/2020).
Ceko menguasai bantuan dari Italia. Sedang Jerman menyita kiriman topeng (masker) yang menuju Austria (yesiraq.com, 25/3/2020), terkait apa yang disebut perang masker pembakaran antara negara-negara Barat yang merampas bantuan yang telah sampai ke tangan mereka, dan pengiriman yang ditujukan untuk orang lain, semakin memperlihatkan semangat kapitalisme yang utilitarianisme.
Adapun negara kita, maka malapetakanya lebih besar. Barat, meski mereka banyak menjarah kekayaan negara kami, namun mereka tidak dapat melayani rakyatnya, dan justru mereka menggencarkan perampokan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menghadapi virus. Lalu bagaimana dengan keadaan negara kita, yang tidak ada pelayanan atau niat untuk menghadapi krisis dan epidemi seperti itu. Rezim tidak peduli dan tidak khawatir dengan rakyat terkait pandemi ini, namun yang ditakutkan rezim adalah pemberontakannya. Sementara rakyat takut pada cengkeraman keamanan dan peluru yang akan merenggut nyawa menemukan dirinya yang dengan terpaksa pergi keluar untuk mempertahankan nyawa yang tersisa.
Praktek Mesir mengenai kebijakan kekebalan kawanan di mana ia mengorbankan rakyat dan sistem medis bersama-sama, yang membuat rakyat Mesir antara palu epidemi dan algojo rezim. Sampai sekarang negara belum mengungkapkan sejauh mana bencana itu sebenarnya. Justru negara menangkap siapa saja yang mencoba menunjukkan kebenaran kepada rakyat, dan menyebutnya sebagai hoaks yang hanya menyebarkan desas-desus dan fitnah. Hal yang sama, negara menutup masjid dan mencegah masyarakat sholat berjamaah, sementara negara memaksa mereka untuk berdesakan di sarana transportasi saat mereka berusaha mencari kebutuhan hidup keluarganya, di mana negara tidak akan memenuhinya untuk mereka, yang kemudian negara memaksa mereka melakukan karantina dengan membayar biaya tinggal mereka, perawatan, pemeriksaan, dan pengobatannya selama periode karantina di hotel-hotel negara, seperti yang dipublikasikan oleh Aljaeera.
Apa yang dikatakan Magdi Shendi, jurnalis Mesir, selama pertemuannya dengan Aljazeera bahwa biaya 50 dolar semalam, yang membuat marah banyak orang sampai rezim terpaksa untuk menyatakan bahwa biaya karantina dibayarkan dari Dana Hidup Mesir, Tahya Misr Fund (Long Live Egypt Fund), seolah-olah negara dan anggarannya tidak dapat dibelanjakan untuk melayani masyarakat sampai harus dikeluarkan dari sumbangan. Ini adalah kebiasaan rezim, di mana rezim memaksa masyarakat untuk menyumbang ke dana pelayanan yang disebut “Long Live Egypt Fund”, sementara anggaran negara ditangguhkan untuk membayar hutang dan ribanya, sedang kekayaan negara dan semua sumber alamnya berada di bawah kekuasaan Barat dan perusahaan modalnya, sehingga mereka dapat menjarah apa yang diinginkannya!
Wahai rakyat Mesir, Kinanah! Sesungguhnya rezim pembunuh yang mengatur Anda belum berhenti dari membunuh Anda dengan darah dingin di Rabi’a, Al-Nahda, Sinai dan lainnya yang masih berlangsung, mungkin virus ini menjadi senjata untuk membunuh Anda yang tidak dijangkau peluru, di antara oposisi dan bahkan pesaingnya. Rezim membunuh Anda dengan tidak memberi perawatan yang tepat, atau mengabaikan perawatan itu. Rezim tidak memberikan perawatan kepada semua rakyatnya, juga pembiayaan yang harus diterimanya, yang membuat orang menahan diri untuk memeriksa diri, sebab biaya tinggi, yaitu 1.000 pound Mesir, menurut apa yang diberitakan “youm7.com”. Kemudian menganggap Anda bertanggung jawab atas kegagalannya untuk mengurus Anda, sebab tidak mematuhi keputusannya, sebagaimana klaimnya, sambil menempatkan Anda sebagai pihak yang paling bersalah! Di sisi lain, negara kapitalis tidak dapat menanggung biaya dan konsekuensi dari pandemi itu, yang jika terus berlanjut akan menjadi bencana bagi mereka, dan dengannya saja takhta kerajaan uang dan bisnis mereka akan runtuh dari menghisap darah rakyat.
Wahai orang-orang yang berakal di tanah Kinanah: rakyat, tentara, pemimpin, elit dan orang-orang berpengaruh! Bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan Mesir dan rakyatnya, serta seluruh dunia adalah sebuah sistem yang merawat masyarakat dengan benar dan tepat, yang menjamin distribusi kekayaan kepada mereka, dan bukan menjarahnya dari mereka, seperti halnya kapitalisme, yaitu sebuah sistem yang menjamin pengobatan, obat-obatan dan perawatan kesehatan gratis tanpa asuransi, dan tanpa memandang kebangsaan, bahkan yang membayar semua kebutuhan merela selama periode pemulihan di rumah, apa yang mencukupi semala periode ini. itulah apa yang diberikan oleh rumah sakit Cordoba ketika umat Islam memiliki negara. Dan itulah yang diwajibkan syariah kepada negara dan diwajibkan juga pada Khalifah, terutama dalam kondisi terjadi epidemi dan krisis. Krisis itu membutuhkan seorang pemimpin yang takut kepada Allah dalam mengurusi masyarakat, dan bekerja di tengah mereka untuk mendapatkan ridha-Nya. Ia mengurus anak-anak mereka sebelum yang tua, yang miskin sebelum yang kuat, dan yang lemah sebelum yang kuat. Indah sekali apa yang dilakukan Umar, yag berkata kepada mereka yang keluar untuk jihad meninggalkan anak-anak mereka, “Saya ayah bagi anak-anak itu”. Ini merupakan metafora (kiasan) tentang pelayanan pada masyarakat, dan memberi mereka makan dalam kemakmuran sebelum krisis. Jadi, sebaik-baik pemimpin kepada rakyatnya adalah pemimpin yang mengurusi rakyatnya dengan Islam, hukum-hukumnya dan syariahnya. Sistem inilah yang kami serukan untuk Anda di Hizbut Tahrir, yaitu negara seperti negara Umar yang tidak membedakan penguasa dan rakyat, juga yang kaya dan miskin; negara yang mengurus semua orang, menjamin hak-hak mereka secara penuh, tanpa melihat agama, warna kulit, ras atau sekte; yaitu Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah!
Wahai orang-orang yang berakal! Sungguh, rezim saat ini di negara kita berada dalam dilema nyata, dimana mesin represif mereka tidak cocok, dan cara penyelamatannya dekat, tinggal merangkul ide yang mampu membangkitkan Mesir dan umat, serta mengatasi semua krisis dengan ide itu, utamanya epidemi ini, yaitu ide yang dibawa untuk Anda, dan di tengah-tengah Anda ada Hizbut Tahrir yang memiliki kesiapan untuk menerapkannya dengan segera, dengan bentuk yang menjamin semua hak masyarakat, dan menjamin pemeliharaan mereka, serta menjamin ridha Allah pada kita semua. Untuk itu, ambilah kesempatan yang Allah beri kembali kepada Anda setelah Amerika dan para bonekanya melipat revolusi Anda pada Revolusi 25 Januari, dan mencurinya, serta mencuri semangat Anda untuk hidup dalam naungan Islam.
Wahai orang-orang tulus ikhlas di dalam tentara Kinanah! Kami menyeru pikiran Anda sekarang dalam bayang-bayang krisis ini, dan kegagalan sistem kapitalis di seluruh dunia untuk mengatasinya, meski memiliki potensi yang luar biasa, yang menyebabkannya kritis hingga Corona menjadi pandemi global yang mengancam bencana global yang mau tidak mau pasti akan mengubah wajah dunia, sebagaimana yang diprediksi Henry Kissinger “Corona akan mengubah tatanan dunia selamanya (Channel Aljisr).
Ya, ini adalah kesempatan besar yang ada di depan umat yang telah dibelenggu selama beberapa dekade hingga terbebas dari belenggu ketergantungan. Allah telah menyibukkan Barat dengan dirinya sendiri, dan mungkin akan menyibukkan anten-anteknya dari para penguasa negara kita. Perkara yang ada di depan Anda memiliki tanggung jawab besar, sehingga kemenangan umat dipercayakan kepada Anda. Untuk itu, jangan meremehkan orang yang menyatukan visinya dengan Anda. Mereka menunggu pertolongan Anda, dan melihat kebaikan yang ada dalam diri Anda, maka tunjukkan pada Allah diri Anda apa yang ia cintai sebelum hari di mana penyesalan tidak lagi berguna. Semoga Allah menulis kemenangan di tangan Anda, sehingga itu akan menjadi yang terbaik untuk Mesir dan umat, bahkan untuk semua orang, dan Anda menjadi penyelamat mereka dari kapitalisme dan kekejamannya. Sehingga Khilafah yang kebaikannya akan dirasakan pohon-pohon dan batu sebelum semua orang, akan menjadi kenyataan, kebenaran dan keyakinan. Sungguh semua ini akan menambah beratnya timbangan amak baik Anda di hadapan Allah pada hari kiamat … Sungguh beruntung orang yang melakukan, dan beruntung orang yang memberi pertolongan. Ya Allah, jadikan tegaknya dalam waktu dekat, dan jadikan kami di antara para tentara dan saksi pelaku sejarahnya.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (TQS Al-Anfāl [8] : 24). [Prof. Sa’id Fadl]
Sumber: alraiah.net, 15/4/2020.