99 Tahun Sudah Umat Ini Kehilangan Khilafah
Oleh: Agung Wisnuwardana
Pada bulan Rajab, tepatnya pada 28 Rajab 1342 H bersamaan dengan 3 Maret 1924, institusi Khilafah yang selama ini menerapkan syariah Islam dan menyatukan umat runtuh.
Adalah wajar jika seseorang kehilangan sesuatu, ia tidak akan ragu memberitahukan semua hal yang berkaitan dengan sesuatu yang hilang itu. Jika umat bertanya apa yang hilang? Kita akan menjawab dengan jelas dan yakin bahwa sejak imperialis dan antek – anteknya mengambil kekuasaan umat Islam dengan mengikuti leluhurnya yang telah berkonspirasi dengan Inggris dan terakhir AS. Kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Merasa kehilangan sejak runtuhnya Khilafah Utsmani sekitar 99 tahun yang lalu dalam hitungan tahun hijriyah. Kita merasa kehilangan ayang amat sangat dan di luar yang kita bayangkan. Kami percaya itu akan berguna bagi kaum muslim agar mengetahui dirinya telah kehilangan. Dengan demikian akan mendorong dirinya untuk secara langsung berusaha dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh mengembalikan khilafah dan memulai jalan hidup Islam.
Kehilangan yang dirasakan umat tanpa khilafah antara lain :
Pertama, keridhaan Allah SWT. Keridhaan Allah SWT dapat dicapai dengan mengikuti seluruh hukum dan aturan-Nya dengan penuh ketaatan sebagaimana dipraktikan oleh nabi kita Muhammad saw. Dengan kata lain menegakkan negara Islam yang merujuk pada syariat baik urusan di dalam maupun luar negeri pada setiap aspek kehidupan.
Kedua, hilangnya Imam atau Khalifah atau Amirul Mukminin, di mana bai’at kepadanya merupakan suatu yang amat vital bagi setiap muslim. Rasulullah saw bersabda,” Barangsiapa yang mati sedangkan di pundaknya tidak ada bai’at maka matinya jahiliyah.” Bagaimana berdosanya kaum muslim sejak runtuhnya Khilafah Ustmani tahun 1924 yang merupakan khilafah terakhir . Akhirnya secara spontan banyak yang hilang ketika kaum muslim kehilangan legitimasi kepemimpinan ini dan kehilangan lainnya menyusul seperti bola salju.
Ketiga, hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan yang menyebabkan ketakutan.
Keempat, hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan kepedulian yang lahir dari kepribadian Islam. Hal ini disebabkan oleh begitu dominannya kebodohan dan buta huruf yang diakibatkan oleh kemiskinan dan kepribadian yang goyah.
Kelima, hilangnya kekuatan dan Jihad yang disebabkan kelemahan dan kekalahan.
Keenam,hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan
Ketujuh, hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah.
Kedelapan, hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan
Kesembilan, hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan politik akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur.
Kesepuluh, hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan.
Kesebalas, hilangnya keimanan dan keikhlasan yang disebabkan pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah.
Keduabelas, hilangnya sikap dan moral yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela.
Ketigabelas, hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir dan yang lainnya, yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi dan pendeportasian.
Keempatbelas, hilangnya tempat suci dan akibatnya adalah kaum muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsa selama 50 tahun sampai saat ini. Kami juga menyesalkan untuk mengatakannya pada Anda bahwa dua masjid lainnya pun yaitu Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Nabawi tidak di dalam kondisi yang diinginkan.
Kelimabelas, hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS tengah bekerja keras menciptakan bagian ke 57 di Palestina, ke 58 di gurun Afrika barat dan ke 59 di Timor Timur.
Itulah kehilangan yang besar untuk disampaikan pada Anda bahwa semua telah lepas dari tangan kita setelah kita banyak kehilangan.[]