INDIA!!
Oleh: dr. M. Amin (Direktur Poverty Care)
Pada kemarin ini, kaum Muslim mengeluhkan bahwa mereka telah dianiaya oleh kelompok-kelompok Hindu. Disamping umat Islam India merasa dirugikan oleh pemerintahan Narendra Modi yang beraliran sayap kanan. Partai pengusung, Bhratiya Janata (BJP) dituduh bersikap diskriminatif dengan disahkannya UU Kewarganegaraan yang radikal ekstrimis.
Perlu diketahui bahwa sekitar seperlima dari warga India yang berjumlah 1,27 miliar adalah beragama selain agama Hindu, termasuk sekitar 200 juta adalah beragama Islam, jumlah ini di bawah umat Kristen. Namun kelompok ekstrimis dan militan Hindu ingin menjadikan seluruh wilayah India untuk agama Hindu saja. Dan dikabarkan tradisi dari anggota organisasi ekstrimis Hindu ini adalah melakukan pembunuhan dan pemukulan terhadap kaum Muslim di seluruh penjuru India.
Telah didengar dan disaksikan dunia, kaum Muslim dibantai dan dijadikan obyek kejahatan yang paling keji, namun tidak seorang pun yang bergerak untuk menolongnya. Ketika tangan rezim kriminal belum kering dengan darah kaum Muslim yang mereka bantai di Burma, kini tangan mereka dikotori kembali dengan darah kaum Muslim di India.
Ini sungguh merupakan paradoks. Pemerintah di sebagian negeri muslim mengklaim membangun jembatan persahabatan dengan kaum Hindu. Pada saat yang sama, pemerintah di negeri – negeri muslim menolak melindungi kaum muslim di India yang teraniaya. Penguasa kapitalistik itu mengetahui dengan baik bahwa mereka jika tidak memobilisasi kebencian di antara kaum muslim melalui ketegangan maka garis batas nasionalisme buatan itu akan menguap dalam hitungan hari.
Inilah potret saat musim pembantaian terhadap umat Islam di seluruh dunia. Di wilayah-wilayah terpencil dimana ada penduduk Muslim sekarang secara rutin menjadi target oleh kelompok fanatik yang membenci Islam. Burma, Republik Afrika Tengah dan sekarang New Delhi; kita bertanya-tanya selanjutnya apa yang akan terjadi? Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Imam adalah perisai, di belakangnya rakyat berperang dan dia menjadi pelindungmu, jika dia memerintahkan dengan taqwa maka dia mendapatkan pahala, dan jika dia memerintahkan dengan selain itu maka hal itu kembali kepada dirinya sendiri.” (HR. Muslim) []