Sudah Siapkah Indonesia Menghadapi Wabah Virus Corona ?
Oleh Adi S Soeswadi
Saat ini dunia tengah fokus pada satu virus berbahaya, virus Corona. Terbukti, virus tersebut telah menelan korban 361 orang dan menginfeksi lebih dari 16.600 orang di China. Tidak hanya di China, virus tersebut telah menyebar ke berbagai negara. Virus ini telah menjadi wabah di dunia. Tidak heran apabila organisasi kesehatan dunia (WHO) akhirnya mengumumkan status darurat dunia.
Dengan status darurat dunia, maka setiap negara harus mempersiapkan diri agar wabah tersebut tidak menyebar di dalam negerinya. Oleh karena itu, pola penyebaran virus tersebut harus segera diketahui sehingga bisa dilakukan antisipasi pencegahannya.
Mengingat awal mula virus tersebut tersebar dari Wuhan, China, maka apa yang datang dari daerah tersebut dan sekitarnya harus dihentikan total. Semua orang yang berasal dari asal mula wabah harus dilarang masuk. Ini tidak ada kaitannya dengan HAM, tetapi demi melindungi seluruh warga negara sebagai langkah pencegahan yang paling efektif.
Tidak hanya unsur manusianya yang dicegah masuk, tetapi juga seluruh barang juga harus ditolak masuk. Karena barang yang dikirimkan dari wilayah wabah, kemungkinan membawa virus dari para pekerja atau terbawa oleh udara yang telah tercemar virus. Di luar jaringan tubuh, virus tersebut akan mampu bertahan hidup dan aktif kembali ketika masuk ke dalam tubuh manusia. Hal inilah yang harus diantisipasi.
Jika ada warga negara yang pulang dari daerah wabah, maka negara harus menyediakan ruang isolasi khusus untuk observasi, terutama yang berpotensi suspect. Tentu dibutuhkan juga alat pendeteksi virus secara cepat agar segera diketahui kondisinya terinfeksi atau tidak. Negara wajib memiliki semua sarana dan pra sarana tersebut untuk memastikan bahwa warganya benar-benar tidak terinfeksi dan bisa bersosialisasi kembali.
Jika ditemukan warga yang positif terinfeksi virus, maka negara wajib menyediakan pengobatan yang dibutuhkan hingga sembuh. Maka kebutuhan akan sarana dan prasarana harus dihitung dan tersedia dengan baik berdasarkan rasio jumlah penduduk di suatu daerah. Sehingga jika terjadi hal yang luar biasa, maka jumlah tenaga medis, obat-obatan dan sarananya akan mencukupi dan siap menghadapinya.
Di samping itu, harus ada badan penelitian negara khusus mikrobiologi yang bertugas untuk meneliti tentang virus dan membuat vaksinnya. Badan inilah yang nantinya bertanggung jawab untuk memonitor penyebaran semua mikroorganisme berbahaya, tidak hanya virus. Sekaligus melakukan penelitian untuk mengantisipasi penyebarannya.
Dalam dunia militer, badan mikrobiologi ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi perang dengan senjata biologi. Senjata perang yang memanfaatkan mikroorganisme patogen, khususnya virus, untuk melumpuhkan lawan.
Mengantisipasi hal tersebut, negara juga harus melarang badan negara lain, apapun bentuknya, yang meneliti kondisi kesehatan warga negara, apalagi sampai mengambil sampel darahnya. Karena sampel tersebut bisa digunakan sebagai dasar untuk membuat senjata biologis yang khusus ditujukan pada DNA spesifik warga negara.
Upaya preventif yang juga penting, negara wajib mendidik warga negara tentang pola hidup sehat, terutama dari apa yang dimakan. Selama ini penyebaran virus ketahui bisa melalui hewan yang dimakan oleh manusia. Binatang yang memang haram menurut agama atau yang menjijikkan wajib dilarang dimakan dan diawasi peredarannya.
Sosialisasi ini bisa dilakukan lewat jalur pendidikan, ataupun lewat lembaga lain yang ada di masyarakat. Dan sebagai pendukungnya, undang-undang yang mengatur hal tersebut harus ada, sebagai upaya memastikan warga negara mematuhinya. Sehingga diharapkan kehidupan warga yang sehat akan senantiasa terjaga.
Inilah beberapa langkah yang harus dimiliki sebuah negara sebagai bentuk tanggung jawab melindungi semua warga negara, apapun ras ataupun agamanya. Bagaimana dengan Indonesia, sudah siapkah menghadapi virus Corona ?
Sepertinya Indonesia belum siap menghadapi virus Corona. Bahan kimia Reagen yang digunakan kit atau alat pengujian 2019-nCoV belum tersedia di Indonesia. Bahan itu baru akan sampai di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Demikian yang diungkapkan oleh Ketua Institut Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, Profesor Amin Soebandrio kepada Sydney Morning Herlad dan The Age (idtoday.co, 1 Pebruari 2020).
Meskipun beberapa rumah sakit telah melakukan simulasi menghadapi virus Corona, tetapi tenaga medis, peralatan dan ruang isolasinya belum mencukupi jika terjadi ledakan jumlah pasien. Pemerintah China saja yang mempunyai anggaran belanja lebih besar, mereka mengalami kekurangan alat medis untuk memerangi virus corona (today.line.me, 28 Januari 2020).
Kekurangan anggaran selalu menjadi kendala, sehingga Indonesia belum mampu memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang terbaik. Hal ini terjadi ketika negara hanya mengandalkan pada pajak sebagai penopang utama anggaran belanja. Sedangkan kekayaan yang melimpah, dengan dalih liberalisasi ekonomi, sebagian besar telah dimiliki oleh swasta atau asing.
Melihat kenyataan ini, urgensitas penerapan Islam sebagai solusi menjadi sangat relevan. Dengan diterapkan Islam, maka semua kekayaan alam yang dimiliki Indonesia akan dikuasai negara untuk kepentingan rakyat, khususnya untuk menjamin kesehatan masyarakatnya. Bukankah ini salah satu tujuan mulia Indonesia didirikan ? []
https://www.idtoday.co/2020/02/tak-punya-alat-mumpuni-virus-corona.html
https://today.line.me/id/pc/article/China+Akui+Kekurangan+Alat+alat+Medis+untuk+Perangi+Virus+Corona-M1jo33
https://internasional.kompas.com/read/2020/01/31/07170481/wabah-virus-corona-who-umumkan-status-darurat-dunia?page=all