Demokrasi, Sistem Paling Produktif Mencetak LGBT Dan Penyimpangan Orientasi Seksual
Oleh : Heru Elyasa
Dikatakan bahwa Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif di dunia, atau setidaknya di Inggris. Bayangkan dia bisa melakukannya sebanyak 159 kali pemerkosaan. Dan semua korbannya adalah laki-laki, sebanyak 48 orang. Ini dilakukannya dengan tanpa penyesalan karena dianggap semuanya didasari atas dasar suka sama suka. Meski pengadilan telah membuktikan kesalahannya dan menvonisnya dengan hukuman seumur hidup.
Sebelumnya, Reynhard Sinaga telah memutuskan untuk tinggal menetap di Inggris sekaligus menempuh pendidikan doktoral karena dia merasa lebih nyaman berada di Inggris. Karena di Inggris, kehidupan homoseksual diberikan izin. Itu artinya Reynhard bisa lebih leluasa menjalani petualangan seksualnya.
Tentang pengakuan terhadap eksistensi kaum gay dan lesbian ini bahkan telah diumumkan oleh keluarga kerajaan Inggris dengan diadakannya pernikahan sesama jenis antara Lord Mountbatten dan James Coyle pada tahun 2016 yang lalu. Inilah untuk pertama kali keluarga kerajaan Inggris menggelar pernikahan sesama jenis. Itu artinya jika Reynhard mampu membukitkan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam aksinya itu, atau dilandasi atas dasar suka sama suka ,maka Reynhad bisa bebas dari segala dakwaan. Jadi yang diperhatikan adalah ada atau tidak adanya unsur paksaan dalam aksinya itu. Demokrasi sebagai sebuah sistem memberikan ruang seluas luasnya untuk melampiaskan hasrat seksual sesama jenis dengan catatan tidak boleh memaksa.
Demokrasi menjamin kebebasan berekspresi, mau jadi gay ataupun lesbian. Mau berhubungan badan sejenis dengan berapapun orang. Tidak ada masalah. Demokrasi melindungi hak mereka. Meskipun dalam kacamata kita, ini bertentangan dengan nilai nilai agama. Bahkan perjuangan kaum gay dan lesbian ini terus menguat sampai ke negeri ini. Kehidupan kaum banci mendapatkan ruang, dilindungi oleh pemerintah. Bahkan dirangkul. Maka seharusnya kita bisa lebih objektif, bahwa di balik aksi brutal Reynhard itu, ada sistem yang mendukungnya. Sistem yang memberikan peluang, serta menyuburkan tumbuh dan berkembangnya kehidupan gay dan lesbian. Inilah sistem Demokrasi.
Hasrat seksual adalah hasrat yang suci. Fitroh dari Allah SWT. Maka pemenuhannya harus pula berdasarkan aturan-aturan Allah SWT. Ia tidak boleh dibiarkan hanya atas dasar suka sama suka. Jika demikian apa bedanya kita dengan binatang ? Sistem demokrasi memberi peluang itu.
Demikian pula dengan hasrat-hasrat lainnya. Semuanya harus diatur, dikendalikan oleh Allah SWT. Hasrat ingin memiliki harta melimpah. Tidak boleh dibiarkan atas dasar suka sama suka. Maka praktek bank ribawi dilaknat di dalam Islam. Meskipun yang menghutangi dengan nasabah yang menghutang , masing-masing melakukannya berdasarkan atas suka sama suka. Jual beli miras juga dilaknat oleh Allah SWT. Meskipun antara penjual dan pembelinya melakukan transaksi berdasarkan suka sama suka. Sedangkan pemerintah juga suka karena menambah pendapatan daerah. Demikian pula dengan pemenuhan hasrat-hasrat lainnya, wajib untuk senantiasa terikat kepada aturan hukum Allah SWT. Bukan atas timbangan suka atau tidak suka.
Maka jika anda melaknat Reynhard Sinaga yang secara brutal melakukan teror seksual kepada kaum lelaki, seharusnya anda juga melaknat sistem demokrasi yang terus memproduk Reynhard-reynhard baru. Jika anda melaknat Reynhard karena aktifitas perkosaan sebanyak 190 kali, apakah anda memakluminya jika Reynhard melakukannya sebanyak 1000 kali tetapi atas dasar suka sama suka? Demokrasi akan terus melahirkan LGBT-LGBT baru. Demokrasi adalah sistem terburuk yang paling produktif mencetak generasi LGBT. Demokrasi harus segera disingkirkan dari peradaban manusia. Dan kembali kepada sistem Allah SWT, syariah dan khilafah. Wallahu a’lam bi as showab.