Gaza!
Oleh: Achmad Fathoni (Direktur el Harokah Research Center)
Korban berjatuhan. Serangan Israel dengan dalih menargetkan para militan Jihad Islam di wilayah Jalur Gaza dilakukan secara brutal. Serangan di bagian utara Jalur Gaza ini tidak mendapatkan respon keras dari penguasa muslim di sekitar Palestina.
Memperhatikan tindakan pejabat institusi Yahudi itu, juga memperhatikan perilaku buruk Mesir dan para penguasa Arab lainnya yang nyata sekali sejumlah perkara di antaranya: Pertama, institusi Yahudi di Palestina itu tetap menunjukkan wajahnya yang asli, yakni jahat sekaligus licik. Jahat karena telah puluhan bahkan ratusan kali institusi Yahudi itu menyerang dengan membantai umat Islam dan menghancurkan berbagai fasilitas mereka di Jalur Gaza khususnya dan di wilayah Palestina umumnya. Licik karena mereka menjadikan pembangunan kembali Jalur Gaza—yang notabene merekalah pelaku penghancurannya itu—sebagai bahan negosiasi dengan tujuan untuk melemahkan bahkan menghapuskan perlawanan rakyat Palestina terhadap institusi Yahudi itu.
Kedua, makin jelas dukungan Mesir dan Otoritas Palestina terhadap institusi Yahudi itu. Ini sekaligus menunjukkan makin jelasnya pengkhianatan mereka terhadap Allah SWT, Rasul-Nya dan umat Islam yang selama ini mungkin samar bagi sebagian orang.
Ketiga, makin jelas pula bahwa persoalan Palestina bukan semata-mata pendudukan dan penjajahan institusi Yahudi atas Palestina, tetapi juga karena pengkhianatan para penguasa dan pemimpin Arab, bukan hanya Otoritas Palestina dan Mesir, tetapi juga Yordania, Lebanon dan yang lainnya yang nyata-nyata terus membiarkan pendudukan dan penjajahan institusi Yahudi itu atas Bumi Palestina. Padahal banyak umat Islam tertindas, di Palestina, yakni di al-Quds, terdapat pula Masjidil Aqsha yang amat dimuliakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, yang saat ini tetap berada dalam cengkeraman institusi Yahudi.
Keempat, pengkhianatan para penguasa Arab itu—yang tampak abai terhadap masalah Palestina—itulah di antaranya yang menjadikan institusi Yahudi makin berani secara terus-menerus mengangkangi Palestina.
Kelima, semua ini meningkatkan optimisme kaum muslim bahwa mereka berharap hanya Khilafahlah yang bakal sanggup mengusir bahkan memusnahkan institusi Yahudi di Bumi Palestina, sebagaimana dulu Rasulullah saw.—yang notabene saat itu telah menjadi kepala Negara Islam—mengusir mereka semuanya dari Madinah sebagai konsekuensi atas pengkhianatan mereka. Khilafahlah—dengan syariah-Nya—yang bakal sanggup menyelesaikan persoalan Palestina secara tuntas, juga berbagai persoalan yang menimpa umat Islam saat ini.[]