Akibat Kebijakan AS Di Korea Utara Semakin Meningkatkan Situasi Militer

 Akibat Kebijakan AS Di Korea Utara Semakin Meningkatkan Situasi Militer

Kebijakan luar negeri kolonial Barat itulah yang menciptakan dunia berlomba senjata militer hingga memicu lahirnya senjata pemusnah massal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam kasus Korea Utara khususnya, Amerika Serikat (AS) sengaja membiarkan masalah ini meningkat, guna memberikan pembenaran atas kehadiran militer AS yang intensif di pantai Pasifik China.

Menurut The Guardian: “Kantor berita Korea Utara mengatakan pada hari Jum’at (1/11) bahwa Korea Utara melakukan uji coba lain terhadap Sistem Peluncur Roket Berganda, Multiple Launch Rocket System (MLRS) “super besar”, pada Kamis sore (31/10), dan menyatakan berhasil.”

Dikatakan bahwa ini merupakan uji coba terbaru untuk “peluncur roket berganda super besar”, setelah dua uji coba sebelumnya pada Agustus dan September terhadap senjata yang sama yang diawasi langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Menurut Kantor Berita Korea Utara KCNA, bahwa uji coba kali ini menunjukkan kemajuan dalam mengembangkan senjata di Korea Utara, pada saat dimana pembicaraan dengan Amerika Serikat terus dilupakan.

Berita tentang kesuksesan segera dilaporkan usai uji coba dan KCNA menyebutkan bahwa Kim menyatakan kepuasan serta mengucapkan selamat kepada para ilmuwan yang telah mengembangkan senjata roket. Laporan tersebut mengisyaratkan Kim tidak berada di lokasi uji coba pada Kamis sore.

Sementara itu, surat kabar negara Korea Utara, Rodong Sinmun, memuat foto peluncur roket berganda yang dikelilingi nyala api kekuningan dan asap.

KCNA menulis bahwa uji coba tersebut menegaskan kemampuan bahwa sistem perapian berkesinambungan pada peluncur roket tersebut mampu menghancurkan kelompok musuh dengan serangan tiba-tiba.

Menanggapi uji coba itu, Senator dari Partai Republik yang juga ketua Sub Komite Hubungan Luar Negeri untuk Asia Timur, Pasifik, dan Kebijakan Keamanan Siber Internasional pada Senat AS Corey Gardner, mengatakan perilaku Korea Utara semakin keterlaluan.

“Peluncuran ini serta agresi yang terus dilanjutkan oleh Korea Utara menjadi alasan perlunya pemerintahan Trump untuk kembali menerapkan kebijakan penekanan yang maksimal,” ujar Gardner dalam pernyataan. Sehingga Kongres akan menjatuhkan sanksi tambahan pada pemerintahan Kim.

Uji coba senjata sejenisnya yang pertama dilakukan satu hari setelah perundingan tanpa kesepakatan antara Amerika Serikat dan Korea Utara, pada 5 Oktober di Swedia. Sementara Korea Utara telah berulang kali mengkonfirmasi batas waktu pada akhir tahun untuk perundingan perlucutan senjata nuklir dengan Washington, di mana sebelumnya Kim menetapkan tahun ini.

Meskipun Kim dan Presiden AS Donald Trump memiliki hubungan “khusus”, namun “lingkaran politik di Washington dan pengikut kebijakan pemerintahan AS untuk Republik Rakyat Demokratik Korea, di mana mereka memusuhi Korut tanpa alasan,” sebagaimana pernyataan Korea Utara yang dirilis bulan lalu.

Sementara Kebijakan Luar Negeri Negara Islam (Khilafah) bergantung pada dakwah dan jihad untuk menyebarkan kebaikan peradaban Islam kepada seluruh umat manusia, maka hal ini tidak seperti kebijakan Barat kolonial. Di masa lalu, negara Khilafah mampu menghadapi, menahan dan menenangkan negara-negara subversif, sehingga memungkinkan seluruh dunia untuk menikmati milenium emas kedamaian dan kemakmuran, di mana Barat sendiri adalah di antara penerima manfaat utama dari sistem Islam global. In syā Allah, dunia akan menyaksikan kembali zaman keemasan Islam, yang dipimpin oleh negara Khilafah ‘ala minhājin nubuwah (kantor berita HT, 07/11/2019).

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *