Sekali Lagi, Hentikan Kriminalisasi Terhadap Aktivis Islam!
Oleh : Achmad Fathoni (Direktur el-Harokah Research Center)
Sebagaimana diberitakan di laman kompas.com pada Selasa, 8 Oktober 2019 bahwa sebanyak 12 tersangka yang terlibat dalam kasus penculikan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial yang juga relawan Joko Widodo saat Pilpres, Ninoy Karundeng telah ditahan selama 20 hari ke depan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Aryo Yuwono mengatakan, tersangka yang ditahan, yaitu AA, ARS, YY, RF, Baros, S, SU, ABK, IA, R, Sekretaris Jenderal Persaudaran Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar, dan Ferry. Menurut Argo, Ninoy menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok orang di kawasan Penjompongan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Memang publik patut untuk prihatin dan menyesalkan terhadap kejadian tersebut, namun yang patut lebih disesalkan adalah tuduhan pihak keamanan atas penganiayaan itu dilakukan oleh aktivis Islam. Pasalnya sudah kesekian kali tragedi kriminalisasi terhadap aktivis Islam, Ulama’, Kyai, dan Ustadz yang bersikap kritis terhadap kebijakan rezim yang berkuasa saat ini. Dengan kejadian tersebut, menguatkan dugaan bahwa rezim saat ini adalah rezim anti-Islam, yang tegas hanya kepada kelompok Islam yang kritis, termasuk di dalamnya Ustadz Bernard Abdul Jabbar, Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212. Sementara bersikap lembek terhadap pendukung rezim meski nyata-nyata telah melakukan tindakan yang merugikan Islam dan kaum muslimin. Tentu saja dari sudut pandang manapun tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan, kecuali hanya tuduhan yang mengada-ada dan terkesan sangat tendensius dan sangat dipaksakan. Padahal kejadian yang sebenarnya yang dilakukan oleh Ustadz Bernard Abdul Jabbar sangat bertolak belakang 180 derajat dengan tuduhan dari pihak aparat keamanan.
Hal itu diperkuat dengan Press Release DPP PA 212 yang dimuat dalam laman www.faktakini.net pada Rabu, 9 Oktober 2019 menyatakan bahwa Ustadz Bernard Abdul Jabbar menyelamatkan Ninoy bukan mempersekusi Ninoy. Berdasarkan informasi yang diterima DPP PA 212 adalah sebagai berikut.
Bahwa kronologis keberadaan Ustadz Bernard di Masjid Al-Falah adalah mulai bakda Dzuhur beliau berobat ke klinik dr Solihin di Rawa Lumbu sampai pukul 17.00. Kemudian pulang ke rumah, sampai di rumah mendapatkan info bahwa anak beliau ikut aksi bersama mahasiswa, sehingga beliau dan istri pukul 19.00 mencari anaknya kea rah Senayan. Di tengah perjalanan ada info banyak korban mahasiswa dan pelajar di Masjid Al-Falah sehingga beliau dan istri menuju Masjid Al-falah karena di dalam mobil ada peralatan medis PPPK seperti: perban, betadine, oksigen, dll. Setelah sampai di Masjid Al-falah beliau membantu korban yang ada. Tiba-tiba beliau mendengar keributan karena ada yang diduga penyusup yang dihakimi masa. Spontan beliau menyelamatkan dan melindungi yang diduga penyusup bernama “Ninoy” dari amukan masa, bahkan menasehati untuk tidak keluar dulu karena berbahaya sebab di luar masa masih marah. Setelah aman sekitar pukul 03.00 beliau pulang ke rumah. Jadi fakta yang benar adalah Ustadz Bernad Abdul Jabbar menyelamatkan Ninoy bukan mempersekusi Ninoy.
Berdasarkan keterangan resmi dari DPP PA 212 tersebut maka sudah seharusnya pihak keamanan segera membebaskan Ustadz Bernard Abdul Jabbar dari segala tuduhan yang takberdasar tersebut. Dan seharusnya pihak kepolisian agar bertindak dan bersikap professional dan tidak melanggar hukum, serta memperlakukan Ustadz Bernard Abdul Jabbar dan keluarga secara adil dan tidak tendensius. Karena tindakan kepolisian tersebut diduga ada indikasi upaya pembusukan dan pencemaranb nama baik PA 212 yang selama ini sangat kritis terhadap kebijakan rezim yang berkuasa saat ini.
Untuk itu, penulis berharap rezim dan seluruh aparat kemanaman mengindahkan peringatan dari Allah SWT: “…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…” (QS. Al-Maidah: 8). Penulis juga menyerukan kepada seluruh umat Islam agar bersatu padu dan merapatkan barisan dalam membela kepentingan Islam dan kaum muslimin dari setiap kedzaliman yang menimpa mereka. Dan harus terus berupaya dengan sungguh-sungguh dan bersatu padu hingga Islam bisa tegak di muka bumi ini, hingga cahaya Islam bisa menerangi dan membawa kebaikan kepada seluruh umat manusia. Wallahu a’lam.[]