Mudzakarah Ulama dan Aktivis Islam Serang: Bangun Peradaban Islam, Harus Ikuti Rasulullah
Bertempat di masjid Al-Yaqin Puloampel, Bojonegara telah berlangsung acara Mudzakarah Kyai dan aktivis Islam dengan tema “Merajut Ukhuwah Membangun Peradaban Islam” yang menghadirkan para kyai, kasepuhan, dosen, serta para aktivis islam yang berasal dari wilayah Cilegon, Merak dan Bojonegara. Turut hadir Ulama serta Kasepuhan Bojonegara/Puloampel yaitu KH Mansyur Muhyidin, Drs. H. Jufri, Ustad H. Farid Wajdi, KH. Musa dan para alim ulama serta para aktivis lainnya.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh akhuna Ricky Fauzi, kemudian dilanjut sambutan dari Ketua Yayasan Madinatul Ma’arif selaku tuan rumah yaitu Dr. Fadlullah Ma’ruf S.Ag, M.Si. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih serta, berharap mudzakarah ini menjadi tonggak awal perjuangan islam khususnya di bidang pendidikan, dimana islam menjadi dasar kurikulumnya.
Kegiatan ini menjadi langkah awal pembinaan dan perbaikan umat karena saat ini sedang terjadi skenario penurunan wibawa islam dan hal tersebut sangat mungkin meluas karena diamnya kita terhadap upaya pelemahan ini.
Kemudian forum mudzakarah dibuka oleh KH. Yasin Muthohar. Beliau memaparkan gambaran hal yang disebut sebagai ukhuwwah dan peradaban Islam yang dalam istilah disebut sebagai hadharah.
Islam sejak dulu sudah menetapkan hadharah menjadi bagian terpenting dalam islam, khususnya dalam bernegara karena sangat erat kaitannya dengan konsep kehidupan. Amat disayangkan bahwa saat ini sedang terjadi agenda penyesatan mengenai peradaban, terutama dalam konsep bernegara.
Beliau menekankan para pemimpin negara khilafah sangat memahami konsep hidup yang harus diembannya. Sangatlah fatal bila pemimpin tidak memiliki konsep ini karena bagaimana peradaban akan dibangun oleh negara bila kita tidak memiliki konsep hidup yang benar.
Dalam islam telah disebutkan jika pemimpin yang tidak memiliki konsep ini disebut pemimpin Ruwaibidhah dan hal ini sudah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist-Nya.
Sebaik-baiknya konsep adalah konsep yang berasal dari Islam yang dibawa oleh nabi dan para Rasul saat diutus kepada umatnya dalam rangka membangun peradaban yang luar biasa.
Bila kita ingin membangun peradaban maka tak ada yang bisa dicontoh dengan baik selain Rasulullah SAW, yaitu membangun peradaban melalui pembangunan pemikiran umat dalam rangka mencerdaskan serta menguatkan pola fikir manusia.
Model ini pula yang sedang dibangun oleh para alim dan cendikiawan saat ini meskipun dihalangi oleh berbagai bentuk penghadangan dan penggembosan di tubuh umat Islam.
Para ulama dan cendekiawan yang muklis mengupayakan pengembalian peradaban islam serta turut andil membangun dunia dengan islam malah disematkan tuduhan teroris, radikal dan lain sebagainya. Upaya tersebut dihembuskan oleh musuh-musuh islam dan antek-anteknya yang tak pernah rela Islam bangkit kembali.
Disinilah urgensinya kekuasaan yang menjadikan islam sebagai landasan dalam bernegara agar semuanya beriringan secara harmonis dan ideal.
Peradaban islam dibangun atas beberapa tujuan mulia yaitu dakwah untuk menyampaikan kebenaran islam dan ukhuwwah islamiyyah yang mengesampingkan perbedaan madzhab, harokah dll. Peradaban islam takkan pernah terwujud bila aqidah Islam tidak diformalkan sebagai landasan negara dan syariah islam tidak diterapkan olehnya.
Selanjutnya KH Mansyur Muhyidin dengan mengutip bait dari kitab Fathul Mubin menyampaikan pengingat kita akan haq-haq Allah terhadap makhluk-Nya. Beliau pun menyampaikan apresiasi serta dukungannya terhadap acara mudzakarah agar dapat dilaksanakan secara rutin.
Kemudian KH Bukhari menyampaikan tanggapannya terutama pada sudut pandang pasang surutnya pergerakan islam. Hal ini disebabkan oleh sikap mudah terpengaruhnya para pengemban pergerakan oleh tawaran-tawaran manis politik praktis. Hal ini dianggap sebagai penyakit yang berawal dari tubuh umat itu sendiri dimana diantaranya adalah keterpecah-belahnya para ulama sehingga sosok pendidik, pembina dan pencerah pemikiran ummat hilang. Kedepannya beliau juga mengharapkan agar forum mudzakarah ini terus berlangsung bahkan harus ditingkatkan menjadi halqah.
Ustad Fathoni memaparkan, bahwa kerusakan akan senantiasa mengintai dan menjadi penyakit di tengah umat. Hanya orang yang beriman, berilmu dan ikhlas saja yang tidak terpengaruh oleh kerusakan itu. Beliaupun menyampaikan dukungannya agar forum mudzakarah berlangsung secara rutin, karena hal ini selaras dengan perjuangan para kasepuhan banten yang ingin mengumpulkan 1000 ulama untuk berjuang demi kemuliaan islam.
Selanjutnya, Abah Asmuni dari Pulau Panjang menanggapi bahwa islam sejak lahir sudah menghadapi kesulitan dan saat ini pun sedang menghadapi hal yang sama akibat sistem kapitalisme yang saat ini diterapkan dan bercokol di dunia. Dengan demikian, dakwah menjadi hal yang urgen. Tentunya hal ini menuntut pengorbanan yang besar untuk agama Allah agar islam kembali dimenangkan. Beliau mengharapkan doa agar diberikan keistiqomahan dalam mengarungi perjuangan secara bersama-sama.
Dalam forum ini, H. Sanwani dari Bojonegara membagikan pengalaman selama menjadi anggota dewan dari sebuah partai dengan harapan agar islam dapat dijadikan sebagai landasan negara. Namun harapan itu terbentur sistem yang diterapkan dan tidak kemenangan islam yang diharapkan sirna. Oleh karena itu, beliau berharap lewat forum mudzakarah ini kebangkitan islam hakiki dapat terwujud.
Terakhir Pak Hadidi seorang Aktivis sebuah pergerakan, menanggapi dan mengapresiasi forum mudzakarah ini secara positif. Beliau sangat mendukung agar acara ini dapat terus berlangsung. Terlebih sebagai seorang aktivis beliau pernah berhadapan langsung dengan hal-hal yang melemahkan umat berupa intimidasi penguasa dzolim.
Melalui forum ini beliau berharap hal tersebut dapat menguatkan tekad dan tercerahkan. Lebih jauh lagi, beliau menawarkan tempatnya untuk dapat diselenggarakan forum serupa di kemudian hari.
Acara ditutup dengan pembacaan doa yang disampaikan oleh KH. Musa dari Bojonegara.[]
Sumber: shautululama.co