Pawai Ramadhan 1440 H Kendari; Ramadhan Bulan Perjuangan
Kendari, MediaUmat. Lantunan nasyid bernuansa Ramadhan terdengar semarak mengiringi tarhib ramadhan 1440H yang diselenggarakan oleh Komunitas Pecinta Masjid dan Mushollah pada Rabu pagi (1/5) yang mengangkat tema “Ramadhan Bulan Perjuangan”.
Sejak pukul 06.30 WITA, ratusan warga kota Kendari mulai memadati titik kumpul tarhib yakni lapangan Lakidende. Tarhib yang dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1440 H/2019 M ini, diawali dengan tausiyah Ramadhan yang dibawakan oleh Ustadz Ali murtadho dan H. Amrin Amrullah. Peserta tarhib selanjutnya melakukan longmarch dari lapangan Lakidende sekitar pukul 07.30 WITA.
Suka cita dan bahagia menyambut datangnya bulan suci ramadhan nampak diraut wajah peserta tarhib. Mereka membawa berbagai atribut seperti poster, bendera Al-liwa dan Ar-raya serta berbagai atribut lainnya yang kian menyemarakkan suasana pagi masyarakat kota Kendari. Pekikan takbir serta kibaran bendera Liwa dan Ar-rayah menambah semangat para peserta tarhib. Beberapa tausiyah menyambut ramadhan disampaikan sepanjang longmarch menuju lapangan parkir barat Tugu Religi Sultra. Dalam tausiyah kembali diingatkan bahwa ramadhan sejatinya merupakan bulan ibadah, bulan di mana kaum muslimin berupaya melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Ironisnya, itu hanya terjadi di bulan Ramadhan saja. Sementara di luar Ramadhan, kaum muslimin mencampakkan hukum-hukum Allah, seperti melakukan transaksi ribawi, dan menerapkan sistem pemerintahan yang tidak bersumber dari hukum-hukum Allah.
Peserta tarhib tiba di tempat finish sekitar pukul 10.15 WITA dan selanjutnya menyimak tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Muh. Yasin. Dalam tausiyahnya beliau mengingatkan agar kaum muslimin bersungguh-sungguh meningkatkan ibadah kepada Allah SWT di bulan Ramadhan ini. Sementara Ustadz Fitriaman dalam tausiyahnya menekankan bahwa sudah selayaknya kaum Muslimin memanfaatkan Ramadhan sebagai momentum untuk menerapkan syariat Allah SWT secara total dalam naungan Khilafah Islamiyah. Tarhib diakhiri dengan doa yang dibawakan oleh Ustadz Hasanuddin. Usai doa bersama selanjutnya peserta membubarkan diri secara tertib. []krm, Ard.