Larangan Memilih Pemimpin Boneka Ada di Kitab-kitab Para Ulama
Senin 15 april 2019. Seperti diketahui perhelatan Pilpres dan Pileg serentak sudah memasuki tahapan final. Semua perhatian umat tertuju pada siapa sosok yang akan memimpin negeri ini kedepan.
Tidak terkecuali Majlis Ta’lim As Syi’fa di bawah asuhan al Mukaram KH. Abdul Wahab, menyelengarakan multaqoh ulama Aaswaja Gresik, yang kali ini diadakan di kediaman al Mukaram Ustad Imam Khoirudin, yang tidak jauh dari kediaman al Mukaram KH. Abdul Wahab.
Tepat pukul 20 acara dibuka oleh moderator al Mukaram Ustad Muhammad Arif Rusydi dengan penuh keakraban. Acara diawali dengan pembacaan tartil Qur’an Surat an Naba oleh al Mukaram Ustad Jauhari.
Selanjutnya moderator memperkenalkan para alim ulama yang hadir, yang diamanahkan untuk menyampaikan tausiyah, untuk ke mimbar. Diantaranya al Mukaram KH Abdul Wahab, al Mukaram Kyai Bakir Yaqub, al Mukaram Ustad Muhammad Haris, al Mukaram Ustad Muhib Hamid, al Mukaram Ustad Rodhi Masykur.
Sebelum para alim ulama menyampaikan tausiyah, shohibul bait al Mukaram Ustad Imam Khoirudin, memberikan sambutan dengan menyampaikan permintaan maaf apabila ada kekurangan dalam menyambut para undangan. Lebih dari 70 alim ulama yang hadir pada kesempatan malam itu, beliau sekaligus mohon doanya semoga pondok pesantren yang dirintisnya tahun depan bisa terwujud. Sehingga bisa menampung para alim ulama sekaligus para jama’ahnya lebih banyak lagi, khususnya jama’ah Majlis Ta’lim As Syi’fa.
Selanjutnya pada kesempatan pertama al Mukaram Ustad Haris, dalam tausiyahnya menyampaikan agar kaum muslimin tetap berpegang teguh pada agenda utama, yaitu untuk mewujudkan penerapan islam secara menyeluruh baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dalam bingkai khilafah. Tidak ketinggalan al Mukaram Ustad Muhib Hamid juga menyampaikan apa yang ada dalam kitab al Ahkam Sulthaniyah, karya Imam al Mawardi. Dalam kitab tersebut disampaikan syarat pemimpin itu ada 6, antara lain: laki-laki, sudah baligh, adil, berakal, mampu, orang yang merdeka bukan budak atau istilah sekarang boneka yang bisa disetir oleh tuanya. Spontan pernyataan tersebut membuat para alim ulama yang hadir semakin semangat untuk menyongsong perubahan.
Pada kesempatan berikutnya, al Mukaram ustad Rodhi Masykur menyampaikan bahwa pemimpin itu juga harus dicintai rakyatnya dan mencintai rakyatnya, tidak suka membohongi rakyatnya apalagi sampai selama 4,5 tahun. Lalu al Mukaram KH Abdul Wahab menyatakan bahwa demokrasi itu tidak bisa melahirkan pemimpin yang amanah, sesuai syariat islam. Karena demokrasi menghalalkan segala cara, dan berbiaya mahal. Beliau pun menceritakan terkait OTT KPK terhadap 400.000 amplop yang disinyalir untuk serangan fajar. Bahkan diduga masih akan disiapkan lagi 600.000 amplop. Terakhir beliau menjelaskan bahwa demokrasi itu bukan dari islam yang tidak bisa dijadikan sebagai harapan untuk sebuah perubahan yang mendasar.
Di penghujung acara al Mukaram Kyai Bakir Yaqub memberikan tausiyahnya bahwa dari seluruh persoalan dan harapan yang ada, sudah disampaikan para alim ulama. Tapi tak kalah pentingnya kita untuk memperkuat iman, agar senantiasa istiqomah di jalan dakwah. Sekaligus beliau menutup dengan doa. Acara diakhiri dengan foto bersama alim ulama, kyai, tokoh sepuh yang hadir pada malam itu, lalu dilanjutkan ramah tamah.[]
Sumber: shautululama.co