Mediaumat.id – Menyoroti runtuhnya 99 tahun Khilafah Turki Utsmani (3 Maret 1924-3 Maret 2023) Direktur Indonesian Justice Monitor Agung Wisnuwardhana menyampaikan runtuhnya khilafah Turki Utsmani memang menimbulkan nestapa dan malapetaka di dunia Islam.
“Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani memang menimbulkan nestapa dan malapetaka di dunia Islam termasuk di negeri ini,” tuturnya pada Mediaumat.id, Jumat (3/3/2023).
Menurutnya, ada tiga nestapa dan malapetaka akibat runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.
Pertama, umat Islam terpecah belah menjadi lebih dari lima puluh negara bangsa (nation state). Negara yang dibangun dengan ikatan kebangsaan, ikatan nasionalisme, right or wrong is my country, benar atau salah itulah negaraku. Lepas dari ikatan Islam sehingga satu bagian wilayah terpisah dengan bagian wilayah yang lain.
“Sakitnya satu wilayah tidak dirasakan oleh sakitnya wilayah yang lain, akhirnya umat Islam dinista secara fisik sampai hari ini,” sedihnya.
Kedua, muncullah apa yang disebut dengan sekulerisme di bidang politik. Pemisahan agama dengan negara di bidang politik yang melahirkan demokrasi. Hukum-hukum manusia di atas hukum-hukum Allah SWT. Ayat-ayat konstitusi di atas ayat-ayat suci. “Mulai saat itulah hukum-hukum Allah tidak diterapkan untuk mengatur negara dan akhirnya hukum manusia yang dipakai. Kerusakan pun terjadi di mana-mana,” ujarnya.
Ketiga, muncullah sekulerisme di bidang ekonomi, yang kemudian disebut dengan kapitalisme. “Kapitalisme inilah yang mengeruk kekayaan sumber daya alam negeri ini dan negeri-negeri miskin lainnya. Diambil, disedot oleh negara-negara kapitalis global. Akhirnya menyebabkan negeri ini dan negeri-negeri Muslim lainnya apa? Menjadi miskin, negeri pecundang, negeri berkembang saja, di bawah kendali negara kapitalisme global, menyedihkan memang, sangat menyedihkan,” ucapnya pilu.
Sebuah Kepastian
Agung menyampaikan tegaknya khilafah itu sebuah kepastian. Seperti hadirnya matahari di esok pagi. Tak bisa dihentikan oleh siapa pun karena dia jelas janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah Muhammad SAW.
“Tsumma takuuna khilafatan ‘ala minhajinnubuwwah,” ujarnya mengutip hadits Rasulullah SAW yang artinya, ‘Kemudian akan tegak kembali khilafah yang mengikuti metode kenabian.’
“Sekarang, pertanyaannya Anda mau ikut serta atau berdiam diri? Kalau Anda berdiam diri, tergilas oleh perubahan yang pasti ini. Kalau Anda ikut serta, maka kita akan menjadi bagian dari perubahan besar ke depannya,” pungkasnya.[] ‘Aziimatul Azka