79 Tahun Indonesia Merdeka, Kesenjangan Pendidikan Masih Jadi Masalah Besar

Mediaumat.info – Pengamat Pendidikan Maya Puspitasari, Ph.D. mengatakan kondisi pendidikan Indonesia dalam 79 tahun sejak kemerdekaan 1945, masih dihadapkan pada tantangan besar yaitu kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih signifikan.

“Sejak kemerdekaan, terlepas dari berbagai perubahan kurikulum yang telah dilakukan, pendidikan di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar. Kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih signifikan,” tuturnya saat dihubungi media-umat.info, Selasa (11/8/2024).

Ia mengatakan, kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan atau daerah tertinggal dapat terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki. Jika sekolah di perkotaan memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni, di pedesaan masih didapatkan sekolah yang diadakan di bangunan yang tidak layak. Belum lagi akses menuju sekolah yang tidak mudah untuk dicapai oleh para siswa. Bahkan di berbagai daerah, masih didapati siswa yang perlu menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dengan berjalan kaki untuk berangkat ke sekolah.

“Masalah utama yang dihadapi pendidikan Indonesia saat ini keberhasilan siswa, guru ataupun sekolah dalam sistem pendidikan Indonesia sering kali diukur dari hasil ujian atau tes yang menghasilkan nilai numerik. Hasil atau nilai ini pula yang sering menjadi indikator bagus atau tidaknya sebuah sekolah,” ujarnya.

Padahal, jelas Maya, ketika sistem pendidikan terlalu berorientasi pada nilai, pembelajaran cenderung menjadi proses yang berfokus pada penghafalan informasi dan keterampilan untuk menjawab soal-soal ujian. Guru mungkin lebih banyak menggunakan metode pengajaran yang berorientasi pada latihan soal dan drill, daripada metode yang mendorong eksplorasi, diskusi, dan pemecahan masalah yang mendalam. Akibatnya, siswa di Indonesia cenderung dipersiapkan menjadi ‘robot’ yang diharapkan memiliki jawaban yang serupa.

“Dalam jangka panjang, sistem yang terlalu fokus pada nilai bisa menghasilkan lulusan yang kurang siap untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang luas dalam hal teori, tetapi kurang mampu berpikir kritis, berinovasi, atau berkolaborasi dengan orang lain,” jelasnya.

Pendidikan dalam Islam

Maya menjelaskan, dalam Islam, pendidikan dianggap sebagai salah satu elemen paling fundamental yang diperlukan oleh setiap individu untuk menjalani kehidupan yang benar dan bermakna. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai pengetahuan duniawi, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami ajaran agama, mengenal Allah SWT, dan menjalankan ibadah dengan sesuai dengan syariah. Pendidikan menjadi fondasi bagi seseorang untuk membedakan antara yang benar dan salah, serta untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Menurutnya, menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.

“Kewajiban ini berlaku untuk semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam, pendidikan dan pengetahuan adalah hak dasar yang harus diusahakan oleh setiap individu dan difasilitasi negara,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, negara memiliki peran krusial dalam memberikan pendidikan yang layak bagi setiap warganya, karena pendidikan adalah hak dasar yang harus dijamin oleh pemerintah. Peran ini meliputi penyediaan akses yang merata dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil dan kurang mampu.

“Negara juga bertanggung jawab dalam menyusun kebijakan yang memastikan kurikulum relevan dengan kebutuhan zaman dan mampu membentuk individu yang kompeten serta berkarakter. Selain itu, negara harus memastikan bahwa tenaga pendidik mendapatkan pelatihan yang memadai dan fasilitas pendidikan tersedia dalam kondisi baik,” tandasnya. [] Rasman

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: