Mediaumat.news – Pengamat Sosial Politik Iwan Januar menyebut ‘64,7 persen anak muda dalam survei Indikator Politik Indonesia yang menilai politikus tidak baik dalam mewakili aspirasi rakyat’ karena melihat fakta produk legislatif yang tak berpihak pada rakyat.
“Banyak produk legislatif yang tidak berpihak pada rakyat semisal UU Omnibus Law, UU Minerba, Perppu Corona, Perppu Ormas, dll. Coba saja, UU Omnibus Law itu secara garis besar menguntungkan pengusaha, bukan publik. Misalnya soal impor 1 juta ton beras, kenapa DPR diam saja? Bukankah itu merugikan petani saat surplus beras di panen raya, juga ketika stok beras di Bulog masih cukup. Itu menyakiti hati rakyat, khususnya petani. Saya kira para pemuda melihat itu,” jelasnya kepada Mediaumat.news, Senin (22/3/2021).
Iwan menilai, hasil survei tersebut juga menunjukkan indikasi bahwa makin banyak pemuda yang melek terhadap politik, tidak hanya disibukkan dengan dunia mereka sendiri, seperti kejar target lulus, karier dan sebagainya.
“Susah berharap dari orang-orang tua yang terbatas kesadaran dan ruang geraknya. Kalau anak muda sudah melek politik langkah berikutnya adalah harus berani bergerak melawan kezaliman. Tapi ini harus dibarengi dengan kesadaran perubahan menyeluruh, bukan parsial, reaksioner dan sesaat,” jelasnya.
Namun fenomena meleknya para pemuda terhadap masalah politik, menurut Iwan, harus lebih ditingkatkan dan menjadi lebih islami, oleh karena itu dibutuhkan pembinaan, jangan sampai mereka hanya mengandalkan emosi dan semangat berpolitik semata.
“Tapi harus dibangun dari kesadaran ideologis. Kalau pergerakan politik pemuda hanya karena emosional dan semangat, mudah dialihkan, mudah dikendalikan. Banyak anak muda yang ketika kuliah semangat dan berapi-api, tapi begitu ‘kenal’ uang, fasilitas, beasiswa, langsung masuk angin malah jadi penjilat. Kasihan,” pungkasnya.[] Fatih Solahuddin