Mediaumat.news – Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menilai kehadiran 20 tenaga kerja asing (TKA) Cina di saat pemberlakuan PPKM menunjukkan pemerintah masih mengutamakan aspek ekonomi dibanding menjaga kesehatan masyarakat.
“Kehadiran 20 TKA Cina di saat pemberlakuan PPKM menunjukkan bahwa pemerintah masih mengutamakan aspek ekonomi dibandingkan menjaga kesehatan masyarakat,” ujarnya kepada mediaumat.news, Kamis (8/7/2021).
Apalagi kata Ishak, TKA tersebut berasal dari Cina yang selama ini sangat diprioritaskan dalam investasi proyek-proyek strategis nasional, yang sebagian merupakan bagian dari proyek stragis Cina, yang dikenal dengan BRI.
“Seperti diketahui, Cina telah banyak berinvestasi di Indonesia, termasuk pertambangan nikel,” ujarnya.
Padahal menurut Ishak, nikel termasuk sumber alam yang melimpah yang dalam pandangan Islam semestinya dikelola oleh negara melalui BUMN.
Ia menyayangkan, pemerintah malah menyerahkan pengelolaannya kepada swasta, termasuk untuk pemurniannya.
“Pemerintah hanya puas mendapatkan pajak dan royalti, yang nilainya sangat kecil dibandingkan dengan produk yang notabene diekspor ke Cina untuk memperkuat industri negara itu,” pungkasnya.[]