150 Polisi Jerman Serbu Masjid di Berlin, Arogansi Berbalut Fobia Islam

Mediaumat.news – Penyerbuan dan penggeledahan 150 polisi Jerman ke Masjid Melvana dan beberapa bangunan sekitarnya di Berlin pada Rabu di saat jamaah sedang melakukan shalat Shubuh dengan dalih tengah melakukan penyelidikan penipuan subsidi Covid-19 dinilai sebagai arogansi berbalut fobia Islam.

“Terlalu berlebihan apabila karena masalah penipuan dan Covid-19 harus melakukan penggerebekan seperti itu. Ini jelas mencerminkan arogansi yang berbalut Islamophobia (fobia Islam), kalau sekadar untuk mempersoalkan bantuan yang diterima oleh pihak masjid yang kemudian dikatakan sebagai penipuan, kalaupun itu perlu diselidiki atas dasar apa kemudian harus mengerahkan 150 polisi dan dilakukan di saat umat Islam sedang shalat Shubuh?” ungkap Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi kepada Mediaumat.news, Ahad (25/10/2020).

Selain itu, Farid juga mengecam aparat Jerman karena tidak menghiraukan kehormatan masjid atau rumah ibadah umat Islam yang sangat memperhatikan kesucian masjid karena polisi merangsek masjid tanpa melepas sepatu bot dan tetap bersenjata lengkap.

Menurut Farid, tindakan polisi Jerman ini bisa diduga merupakan bagian dari membangun stigmatisasi negatif terhadap masjid yang ada di Eropa dan negara-negara Barat lainnya seolah-olah sudah terjadi kejahatan besar yang dilakukan oleh masjid, seolah-olah itu adalah sarang terorisme dengan mengerahkan150 pasukan bertopeng dan menggunakan sepatu boot.

Sekali lagi Farid menegaskan, perlakuan mereka terhadap masjid yang berlebihan dikarenakan mereka tahu bahwa masjid adalah pusat persatuan umat Islam di samping tempat untuk beribadah, oleh karena itu mereka berusaha membuat stigma buruk terhadap masjid untuk menimbulkan ketakutan khususnya untuk umat Islam sendiri.

“Mereka mengetahui bahwa masjid ini adalah pusat persatuan umat Islam, karena di masjid inilah umat Islam berkumpul, kemudian membicarakan persoalan persoalan yang bukan hanya persoalan ibadah tapi juga persoalan sosial dan juga kebijakan terhadap umat Islam di sana,” jelas Farid.

Namun, apa yang mereka lakukan ini tidak akan memberikan dampak yang besar bagi umat Islam di Eropa maupun di negara-negara Barat lainnya untuk beribadah di masjid dan menjadikan masjid sebagai pusat ukhuwah Islam, karena dalam Islam nilai yang sangat penting di samping untuk beribadah, masjid dipakai sebagai kegiatan berjamaah yang lain.

“Dan ini sekaligus menunjukkan kerapuhan dari ideologi Barat yang sedang mengalami kemunduran saat ini, saat menghadapi umat Islam,” pungkas Farid.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini: