10 Juta Anak Terancam Kelaparan, Amerika Gagal Bangun Afghanistan

Mediaumat.news – Laporan organisasi kemanusiaan Save the Children yang menyebut sekitar 10 juta anak di Afghanistan beresiko tidak memiliki cukup makanan untuk dikonsumsi pada 2021, menurut Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi, merupakan cerminan kegagalan Amerika untuk membangun masa depan Afghanistan.

“Ini sesungguhnya mencerminkan kegagalan Amerika untuk membangun masa depan Afghanistan yang baik seperti yang sering dipropagandakan oleh Amerika, ” ujarnya kepada Mediaumat.news, Kamis (21/1/2021).

Menurutnya, saat menduduki Afganistan, Amerika kerap kali menjanjikan demokrasi yang ditawarkan akan membuat Afghanistan lebih baik. Tapi kenyataannya alih-alih membangun Afghanistan yang lebih baik, intervensi Amerika di Afghanistan telah menimbulkan konflik berkepanjangan yang tidak berhenti hingga sekarang.

Farid menjelaskan, konflik tidak hanya terjadi antara Amerika dan para pejuang Afghanistan yang tidak menginginkan negeri mereka dijajah, tapi konflik juga terjadi akibat politik belah bambu yang dilakukan Amerika.

“Dengan cara menggunakan pemerintahan boneka mereka yang dibentuk oleh Amerika untuk memerangi kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan Amerika,” jelasnya.

Menurut Farid, politik ini semakin meluas lagi menjadi konflik horizontal antara kelompok-kelompok yang ada di Afghanistan.

“Ini yang membuat persoalan di Afghanistan semakin rumit yang disebabkan intervensi Amerika serikat,” ungkapnya.

Farid menyatakan, hal ini juga terjadi seperti Irak. Amerika menduduki Irak dengan menawarkan demokrasi untuk Irak, kemudian Amerika menyatakan dengan demokrasi Irak akan lebih baik. Tapi hal yang sama terjadi di Irak, alih-alih Irak menjadi lebih baik yang terjadi adalah konflik horizontal antara kelompok-kelompok yang ada di Irak.

Demikian pula rezim pemerintahan boneka di Irak yang terus menerus memerangi kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan kepentingan Amerika.

“Jadi, sesungguhnya pangkal dari krisis yang terjadi di dunia Islam termasuk di Afghanistan dan Irak ini termasuk persoalan intervensi Amerika yang dengan kerakusannya menduduki negeri-negeri Islam dengan menjadikan demokrasi sebagai alat politik mereka,” terangnya.

Farid mengatakan, tidak ada solusi yang lain untuk menyelesaikan berbagai krisis yang terjadi dengan menghentikan intervensi Amerika dalam segala bentuk.

Menurutnya, Amerika harus dijadikan sebagai negara musuh dalam dunia Islam dan tidak boleh diberikan jalan sedikit pun ikut mencampuri urusan-urusan kaum Muslimin baik secara politik, ekonomi dan sebagainya.

Terakhir, ia mengingatkan umat Islam agar kembali kepada Islam karena hanya dengan ajaran Islam ini yang akan membawa kebaikan bagi umat Islam termasuk seluruh umat manusia.

“Tentu saja saat kekuasaan ada di tangan umat Islam harus lebih mengutamakan persatuan umat Islam dan menghilangkan segala bentuk konflik-konflik horizontal yang selama ini digunakan oleh Barat untuk memecah belah dunia Islam,” pungkasnya.[] Ghifari Ramadhan

Share artikel ini: